Farid Gaban |
Apakah ruang sosial/publik berarti ruang yang digunakan untuk tujuan-tujuan sosial/publik, atau sekadar ruang yang diisi oleh anggota masyarakat yang disebut khalayak?
Sabtu, 17 Oktober 2015
Tom Iljas
Alih-alih memulihkan hak-hak asasi Tom Iljas, dia malah ditangkap, dipersekusi, dan diusir keluar Indonesia. Lagi-lagi kasus ini menunjukkan dengan terang pada kita: tak ada niat sedikit pun dari aparat pemerintah untuk menghormati apalagi memulihkan hak-hak korban/penyintas Holocaust 1965-66.
Di Puncak Tiga Gelombang
Bersamaan dengan hari ulang tahun Prabowo Subianto, saya ketemu dengan dua buku ini, yang menulis riwayat dan pemikiran Ketua Umum Gerindra tersebut. Cukup menarik, buku "Di Puncak Tiga Gelombang" (2013), diberi kata pengantar yang manis sekali oleh Buya Syafii Maarif.
Menetes ke Bawah
Tentang ilusi ekonomi "menetes ke bawah". Kisah Kuda dan Burung Gereja. (Farid Gaban)
Integrated Rural Development Indonesia
Saya bahagia sekali ketemu dengan buku ini tadi di TIM. Buku ini, "Integrated Rural Development Indonesia" (New Delhi: Sterling Publishers Private Limited, 1989), ditulis bersama oleh Pak Muby dan Loekman Soetrisno.
Buruh
Pemerintah berencana menetapkan kebijakan pengupahan yang baru agar iklim investasi dalam negeri stabil. Referensinya, angka-angka pertumbuhan ekonomi dan inflasi. Ekonomi tumbuh, gaji naik. Ekonomi turun, gaji turun. Asumsinya, pertumbuhan ekonomi tidak didongkrak semata-mata oleh keringat buruh tapi oleh wiraswasta (termasuk di dalam definisinya adalah penguasaha). Kelihatannya tampak adil walaupun sama sekali tidak, kalau kita mengkajinya dari kritik ekonomi-politik. Keringat buruh tidak dihitung sebagai sumber mutlak dari pertumbuhan ekonomi, tapi dianggap salah satu faktor; muslihat pertama rezim kapitalis. Padahal sektor wiraswasta juga bergerak dengan keringat buruh, yaitu para pekerja informal yang sama sekali tidak tersentuh kebijakan pengupahan. Buruh yang dihitung adalah buruh industri; muslihat kedua rezim kapitalis.
Drone Bela Negara
Di samping rudal jarak jauh, perang masa depan akan lebih mengandalkan drone (pesawat tanpa awak). Pelatihan bela negara perlu disertai ketrampilan mengemudikan drone. Ya, nggak, Dandhy Dwi Laksono dan Suparta Arz? (Farid Gaban)
Pistol
Di panggung pertunjukan, jika ada sebuah pistol sudah terletak di atas meja lalu pistol itu tidak meledak, maka ganti saja pistol itu dengan rempeyek. Setidaknya aktor-aktor di atas panggung bisa memakannya.
PRAMUKA
Saya datang dr generasi yg suka piknik. Salah satu medium piknik adalah menjadi anggota pramuka (kepanduan/boy scout), satu jenis pendidikan luar-kelas/outdoor yg saya syukuri manfaatnya sampai kini. Di situ tak hanya diajarkan kedisiplinan, termasuk baris-berbaris, tapi juga pengenalan pada alam dan lingkungan sosial. Pada gunung, hutan dan sungai. Diajarkan ttg survival/bertahan hidup dlm kondisi alam yg sulit dan sumber daya seadanya. Itulah yg mengilhami perjalanan saya keliling Indonesia bersama Ahmad Yunus; menyelam di laut, mengunjungi pulau-pulau terpencil. Itulah pula yg makin membuat saya cinta Indonesia, kekayaan alam, keragaman manusia dan budayanya; dg segala kekurangannya. Nasionalisme? Bukan. Itu cuma kesenangan utk mengenal, mengeksplorasi dan memahami. Fun and adventurous. (Farid Gaban)
Konsumen Energi
Cina merupakan konsumen energi terbesar kedua sesudah Amerika. Jika Amerika mengkonsumsi sekitar 22,8 persen dari total konsumsi energi dunia, maka angka konsumsi Cina adalah sekitar 13,6 persen.
Langganan:
Postingan (Atom)