Rabu, 11 Mei 2016

Kapital

Komunisme memang sejatinya anti-kapitalisme. Tapi apakah dengan demikian, untuk konteks Indonesia, status kapital dari negara komunis jadi berbeda dengan status kapital dari negara kapitalis, sama seperti halnya dengan anggapan "syar'i" yang melekat atas setiap kapital yang datang dari Timur Tengah?! He he he.

Minggu, 01 Mei 2016

Hari Buruh

Arsip beberapa tulisan lama berkait dengan “buruh”, seandainya ada yang berminat, silahkan klik gambar di bawah. SELAMAT...
Dikirim oleh Ariel Heryanto pada 30 April 2016

Sabtu, 30 April 2016

Buku & Perempuan Italia

Saya pernah ketemu seorang perempuan, dia peneliti Italia yang sedang melakukan riset mengenai batik di Indonesia. Sebelum datang ke Indonesia, dia belajar banyak tentang tabiat orang Indonesia, misalnya dalam hal jual beli di pasar.

Rabu, 27 April 2016

Menghajar Goenawan Mohamad Inc.

Menghajar Goenawan Mohamad Inc. dengan membongkar semua kebusukan politik kebudayaan yang mereka lakukan adalah bagian dari iman dan wajib hukumnya! :)
#Aforisme
Dikirim oleh Saut Situmorang pada 27 April 2016

Figuran

Dari semula, "Rayuan Pulau Palsu" memang hanya menempatkan gubernur sebagai pemain "figuran" :) https://youtu.be/kCdk3n3NriE
Dikirim oleh Dandhy Dwi Laksono pada 27 April 2016

Musuh Saut Situmorang

Siapa saja yang jadi musuh Saut Situmorang pasti akan kalah dan musnah pada akhirnya :p #Aforisme

Cc: Goenawan...
Dikirim oleh Saut Situmorang pada 26 April 2016

Ralat "Maaf" Tanpa Syarat

Permintaan maaf tanpa syarat sudah diralat. Tapi tetap saja basis argumennya bermasalah.

Minggu, 17 April 2016

Rakyat Berkumpul

MEREKA yang tidak percaya rakyat bisa berkumpul dan balik melawan, punya masalah dengan ingatannya pada sejarah peradaban manusia.
Dikirim oleh Dandhy Dwi Laksono pada 16 April 2016

Selasa, 12 April 2016

Melek Politik

Jika anda mau melek politik dan memilih pemimpin tambatan hati, sebelumnya tentukan dulu standar anda. Agar anda punya prinsip, standar sebelum figur. Standar mengenai politik, proses keputusan, keberpihakan, arah/cara pembangunan, dll. Itu sebagian besar dimuat dalam ideologi, membentuk ideologi, meski tidak mesti anda harus setuju pada seluruh isi ideologi. Bagaimana anda bisa melek politik, jika anda tak mau menoleh ideologi? Baiklah politik terlalu najis. Kita ganti, bagaimana anda mengklaim bangga atas negeri, bagaimana mau menjadi warga negara yang baik, bagaimana mau memperbaiki nasib bangsa sendiri tanpa menoleh pada tema-tema ideologi? Tanpa itu, saya percaya anda cuma penganut oportunisme atau tertipu oleh populisme. Bahaya terbesar demokrasi adalah oportunisme segelintir dan populisme massa. (Priyo Djatmiko)