Rabu, 02 September 2015

Materialisme

Sutan Takdir Alisjahbana dan Tan Malaka sama-sama berbicara mengenai materialisme, namun keduanya berbeda dalam menguraikan apa itu "materialisme". Takdir menerjemahkan materialisme dalam kerangka-level pandangan hidup, dimana kita di Timur dianjurkan untuk lebih menghargai materi; sementara Tan Malaka menerjemahkannya sebagai "mode of production", yaitu bagaimana mengubah struktur dan relasi sosial ke arah kemajuan.

Jadi, pandangan Tan Malaka lebih bersifat historis-struktural, sementara pandangan Takdir soal materialisme lebih banyak kontroversial. Tan Malaka, sebagai seorang kiri, berusaha membumikan kritiknya terhadap mistisisme; sementara Takdir, karena dia sudah kadung meninggalkan kebudayaan ibunya, tak bisa menjejakkan kritiknya.

Sungguh, dua Minang yang berbeda.

(Tarli Nugroho)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar