Tampilkan postingan dengan label Farid Gaban. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Farid Gaban. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 05 Desember 2015

Natuna

Sebuah pojok Pulau Natuna suatu sore bulan kemarin. (Farid Gaban)

Politisi Golkar

Para aktor utama dlm rekaman kasak-kusuk saham Freeport adalah politisi Golkar: Setyo Novanto, Luhut Panjaitan, Jusuf Kalla dan Aburizal Bakrie. Kasak-kusuk Golkar itu bisa dihentikan jika PDI Perjuangan (penguasa parlemen) dan Presiden Jokowi tegas menyatakan dari sekarang: kontrak Freeport tak diperpanjang dan tambang emas dikelola negara (BUMN). (Farid Gaban)

Substansi

Dalam kasus Freeport, parlemen menjadi bahan tertawaan. Mereka memang layak diejek dan ditertawakan. Tapi, pertanyaan terpenting dalam kasus ini: apakah kontrak Freeport diperpanjang atau dihentikan? (Farid Gaban)

Jumat, 04 Desember 2015

Publik vs Privat

Tekad bos Facebook menyumbangkan kekayaan utk amal-sosial (charity) memicu perdebatan ttg apakah negara sebaiknya membiarkan orang kaya menjadi Sinterklas (kesalehan privat) dan membebaskan pajaknya atau menarik pajak orang kaya itu utk memperbesar anggaran publik dalam bidang sosial (kesalehan publik). "Welfare-state" model Eropa yg bersandar pada kebijakan publik atau "kapitalisme yg welas asih" spt Amerika yg mendorong kebajikan individu? (Farid Gaban)

Intimidasi

Saya tidak percaya hal seperti ini bisa dikatakan orang Indonesia, apalagi purnawirawan mantan pejabat intelijen, meski dia kini Presiden Direktur Freeport Indonesia. Dia kedengaran mengancam jika kontrak Freeport tak diperpanjang: nasib karyawan otomatis terabaikan; kerusakan lingkungan Papua; keresahan sosial dan konflik antar suku; hubungan buruk diplomasi Indonesia-Amerika. ‪#‎duh‬ (Farid Gaban)

Jebakan Freeport

Sidang majelis etik parlemen (MKD) membuka kedok ketamakan dan inkompetensi para elit pejabat Indonesia. Sidang spt ini harus sering dilakukan; dan semestinya dilakukan sejak dulu. Sidang spt ini membuat kita mual dan muak semuak-muaknya. Dan itu bagus.... asal solusinya bukan ini: "karena pejabat kita korup dan inkompeten maka sumber daya alam kita sebaiknya tetap dikelola orang asing dan swasta kapitalis-kroni". ‪#‎eh‬ (Farid Gaban)

Tragedi-Komedi Freeport

Tak mau menelan kabut asap kontroversi Sudirman Said, Setyo Novanto dan Luhut Panjaitan dalam kasus Freeport, saya hanya akan menunggu akhir (ending) drama ini. Apakah kontrak Freeport akhirnya diperpanjang? Semoga tidak. Apakah ada mekanisme rakyat Papua bisa lebih berdaulat memanfaatkan kekayaan alam mereka secara berkelanjutan? Semoga ada.

Kamis, 03 Desember 2015

Demokrasi

Penembakan massal terjadi lagi di Amerika Serikat kemarin. Kali ini di San Bernardino, California, menewaskan 14 orang. Menurut statistik di bawah ini: ada 355 penembakan massal dalam 336 hari terakhir 2015 ini.(Penembakan massal = menewaskan lebih dr 4 orang). Tahun lalu ada 336 peristiwa serupa; dan ada 365 penembakan massal pada 2013. Pertanyaan penting: jika Amerika benar2 demokratis dan rakyatnya benar2 berdaulat, kenapa pasal pengendalian senjata tak bisa didorong menjadi undang-undang? Atau apakah sama saja spt di sini, Amerika sebenarnya dikuasai kaum oligarki yg senang melihat rakyatnya dibantai? (Farid Gaban)

Selasa, 01 Desember 2015

Diskriminasi

Pemerintah di sejumlah daerah melarang orang (miskin) membangun rumah di pantai. Alasannya: pantai bukan milik perorangan, tapi milik publik, milik semua orang. Alasan lain kedengaran mulia: melindungi warga dari ancaman badai dan gelombang laut. Namun, ada trend besar bahwa pemerintah2 kota pesisir tak hanya merestui, justru mendorong, real-estate mewah dan privat dibangun di pantai, kalau perlu lewat pengurugan (reklamasi). Tidakkah itu cuma dalih terselubung utk menggusur orang miskin? (Farid Gaban)

Senin, 30 November 2015

Boleh Selfie

Boleh selfie di sini. ‪#‎eh‬ (Foto-foto oleh Farid Gaban)

Minggu, 29 November 2015

Calon Atlet

Dengan sedikit pembinaan, anak2 Kepulauan Talaud ini bisa menjadi atlet tangguh renang dan loncat indah. Laut yg jernih menjadi halaman bermain mereka sehari-hari, terutama menjelang senja yg cerah hingga matahari tenggelam. (Foto-foto oleh Farid Gaban)

Jumat, 27 November 2015

Bahan Pangan

Mengangkut bahan pangan, sayur dan buah, dr pulau ke pulau di Talaud. (Farid Gaban)

Rabu, 25 November 2015

Deco Stop

Salah satu bahaya menyelam adalah deco (decompression): munculnya gelembung gas nitrogen dlm tubuh. Gelembung membesar ketika kita naik ke permukaan, begitu besar shg menekan syaraf dan bisa menyebabkan kelumpuhan atau bahkan maut. Itu sebabnya, sebelum naik ke atas permukaan, di kedalaman 3 meter, kita perlu berhenti sementara waktu (3-5 menit) utk memberi waktu gelembung gas hilang, mengurangi risiko decompression.

Senin, 23 November 2015

Misteri

Tengah malam sekitar dua bulan lalu, warga Pulau Kakorotan, Talaud, mendengar suara ledakan di laut. Esok harinya, mereka menemukan lubang besar pada terumbu karang: sedalam 15 meter dan diameter 30-an meter. Pekan lalu kami menyelam di situ. Batuan karang tercerabut, sebagian pecah berantakan. Sebagaian koral lunak mengering spt terbakar. Warga memastikan tidak ada nelayan yg sengaja meledakkan bom utk mencari ikan. Mereka menduga angin puting beliung menghunjamkan ujung topan ke laut dan "mengebor" dasarnya. Mengingat adanya ledakan, saya sendiri menduga ini meteorit atau serpihan satelit yg jatuh. Tapi, perlu penelitian lebih mendalam utk memastikan fenomena apa ini. (Foto-foto oleh Farid Gaban)

Menyelam

Menyelam di sela koral lunak dan padang lamun yg rimbun di perairan Pulau Marampit, Talaud. Kata nelayan setempat, sering ada penampakan putri duyung (dugong) di sini. Tapi, saya tak beruntung menemukannya.

ISIS dan Minyak

Rahasia terpenting mengapa ISIS begitu digdaya adalah uang dari ladang minyak yg mereka rebut di Irak dan Suriah. [Lihat Peta: sputniknes.com]. Setahun lebih Amerika dan sekutunya (termasuk Eropa) bersumpah membasmi ISIS, tapi cuma basa-basi: posisi ISIS sbg "eksportir" minyak justru menguat, selaras dg tingkat kebrutalannya. Sebaliknya, serangan udara Rusia belakangan secara spesifik menghantam ladang minyak yg dikuasai ISIS, dan secara signifikan merusak sumber hidupnya. Tapi, mengapa Prancis, bukan Rusia, yg diserang teror ISIS? Eropa sudah mulai melupakan agenda menggusur Rezim Bashar Assad. Serangan ke Paris adalah pengingat; menyeret Eropa kembali ke Suriah, dg dalih membasmi ISIS, tapi sekaligus melumpuhkan Rezim Bashar. (Farid Gaban)

Minggu, 22 November 2015

Table Top

Salah satu situs penyelaman bagus di Kepulauan Sangihe tak jauh dari pantai Pulau Kawio, yg berbatasan dengan perairan Filipina. Terumbu karang di sini didominasi oleh table-coral (karang meja; salah satu spesies acropora), yang subur, lebar dan bertumpuk-tumpuk. Acropora sangat sensitif terhadap kondisi air laut spt polusi dan perubahan panas. Itu sebabnya, dia merupakan salah satu indikator penting kualitas lingkungan laut. (Foto-foto oleh Farid Gaban)

ISIS & Al Qaida

Sejarah berulang. Muslim yg mengira ISIS berjuang utk Islam sama kelirunya dg non-Muslim yg melihat mereka sbg ancaman dari komunitas Muslim. ISIS adalah kelompok paramiliter yg dibesarkan Amerika-Saudi-Israel utk melawan Rezim Suriah. Ini serupa dg Al Qaida, kelompok paramiliter yg dibesarkan Amerika-Saudi utk melawan Soviet di Afghanistan. ISIS dan Al Qaida cuma alat agar Muslim dan non-Muslim sibuk utk saling membenci, melupakan mereka yg menangguk keuntungan geopolitik maupun bisnis dari konflik dan kebingungan itu. (Farid Gaban)

Sabtu, 21 November 2015

Propaganda

Kita umumnya menyadari terkecoh propaganda setelah lama waktu berlalu, setelah kejahatan kita biarkan terjadi. Menurut survai Badan Jajak Pendapat Inggris Oktober 2015 lalu, jumlah tewas dalam Perang Irak mencapai 1,2 juta orang (lebih banyak dari korban pembasmian etnis Rwanda). Inilah perang yg didasari oleh kebohongan. Pada 2003, ketika AS dan Inggris menyerbu Irak, publik masih dibayangi emosi dan trauma Tragedi 911. Mendukung aksi koboi Bush + Blair waktu itu sepertinya masuk akal dan adil. Keliru! Apa pelajaran yg bisa dipetik dari ini?

Jumat, 20 November 2015

Kawio

Mejeng bersama Suparta Arz dan Godlife seusai dua kali menyelam di perairan Pulau Kawio, Kabupaten Sangihe. Dengan perahu kecil ini pula, orang setempat menyebutnya pambot (pump-boat), kami berlayar dari Kawio ke Sangihe via Kawaluso. Total perjalanan 7 jam di laut lepas.