Senin, 26 Oktober 2015

Renungan

Kebakaran hutan yg besar dan luas sudah berlangsung sejak Orde Baru. Bencana asap sampai ke negeri lain pada 1996-97 dinilai sbg manifestasi korup-nya pengelolaan hutan Indonesia, dan menjadi salah satu inspirasi gerakan reformasi menurunkan Soeharto. Reformasi ternyata tidak membawa perubahan mendasar dlm kebijakan publik. Apakah kini Jokowi juga harus turun? Menurutku tidak. Kesalahan akan berulang jika kita melihat politik sekadar gerakan pro atau anti seseorang. Kita memerlukan perubahan lebih radikal dalam sistem politik-ekonomi, siapapun presidennya. (Farid Gaban)

Tidak Mau

Menurut artikel di bawah ini: "Kebakaran hutan yg demikian luas dan besar bisa dicegah. Tapi, tidak ada kemauan politik utk melakukannya." Kita ikut bersalah secara kolektif bahwa pemerintah kita, baik eksekutif, parlemen maupun penegak hukum, di pusat maupun daerah, yg punya resource dan kuasa, tidak mau melakukannya. Powerless. (Farid Gaban)

Murtad

Om Tan sibuk memainkan telepon genggamnya. Dari tangan kanan dipindah ke tangan kiri. Telepon genggam lama. Nokia. Mungkin hanya dia satu-satunya orang yang kukenal, yang masih memakai telepon genggam seri itu.

Sebelum Oktober Berakhir

Seperti terjadi pada tahun-tahun belakangan ini, diskusi tentang PKI mengalami musim panen mulai awal September. September adalah bulannya peristiwa besar mengubah negeri. Namun karena peristiwa itu tepatnya terjadi pada malam 1 Oktober, isu ini pun biasanya akan bertahan hingga Oktober berakhir.

QOM

Menjadi Syiah itu bukan kejahatan dan bukan aib. Tapi, mengkategorikan saya sebagai Syiah, apalagi "Alumni Qom" (Iran), adalah jelas keliru, jika bukan ngawur sengawur-ngawurnya. Saya belum pernah ke Iran. (Farid Gaban)

Minggu, 25 Oktober 2015

Pers Mahasiswa Melawan Komersialisasi Pendidikan

Pemberedelan pers mahasiswa Lentera di Salatiga menyisakan banyak hal yang menarik untuk didiskusikan. Pertama tentang isu 1965 yang diangkat oleh Lentera. Kedua, tentang eksistensi pers mahasiswa itu sendiri. Ada banyak pemberedelan dan aksi kekerasan terhadap pers mahasiswa, terutama pasca 1998. Namun baru kali ini pemberedelan memicu respon yang demikian masif– setidaknya di media sosial.Terasa ironis memang jika melihat pers mahasiswa diperhatikan justru ketika ia diberedel. Sementara di hari-hari “normal”, kehadirannya hidup segan mati tak mau.

Subsidi

Semua biaya yang dikeluarkan negara dan masyarakat akibat kabut asap adalah SUBSIDI pada industri perkebunan monokultur di Sumatra dan Kalimantan. (Dandhy Dwi Laksono)

Investasi

Salah satu contoh bagaimana sebagian masyarakat Indonesia memandang peran Negara dan investasi yang kerap dianggap "dewa penolong" dan solusi.

Truk Sawit

"Besok pagi kita akan minum kopi di Meulaboh, atau aku akan gugur" (Teuku Umar, Februari 1899)

Tembus

Bagian Nusantara yang paling menggentarkan adalah jalur darat trans Kalimantan dari Samarinda-Pontianak sepanjang total 2.025 km (setara Jakarta-Surabaya, balik lagi Jakarta-Solo).