Minggu, 13 September 2015

Haji

Salah satu hasil kunjungan Presiden ke Timur Tengah adalah ditambahnya kuota haji Indonesia sebesar sepuluh ribu jamaah, sehingga kuota haji kita tahun depan menjadi 178 ribu. Tentu saja ini berita gembira, bukan hanya untuk para calon jamaah haji saja saya kira.

Penjilat Pantat Investor

Si penjilat pantat Investor dan penguasa telah merusak dan merobek Spanduk dan Baliho kami yg terpasang di wilayah kami Tanjung Benoa. Ini kesekian kalinya mereka lakukan di berbagai daerah dgn tujuan membungkam aspirasi masyarakat.

"WANTED"

Bagi saya dan Suparta Arz, papan "WANTED" seperti ini mengingatkan pada masa-masa konflik Aceh. Entahlah, apakah hal seperti ini benar-benar efektif menjaring informasi dari masyarakat atau justru menimbulkan keresahan baru.

Bermain di Dua Kaki

Untuk bisa bermain di dua kaki, Anda harus sehebat Soekarno. Sebagai pemimpin, dan sebagai pribadi, ia bukan hanya disegani oleh sebangsanya, tapi juga oleh bangsa-bangsa lainnya. Itu sebabnya ia bisa bermain dengan Washington, tanpa, misalnya, disebut sebagai anteknya; atau bermain dengan Moskow dan Beijing, tanpa disebut sebagai kaki tangannya.

Konser Bon Jovi di Pendolo

Kami singgah di sebuah kecamatan di ujung Danau Poso untuk istirahat, makan siang, dan isi bensin.

Sabtu, 12 September 2015

Merdeka Jonru

Berita di merdeka.com berjudul “Crane timpa ratusan jamaah di Makkah, saat Jokowi mendarat di Jeddah” berisi dua fakta. Pertama, crane yang patah di Masjidil Haram lalu menimpa para jemaah. Kedua, kedatangan Jokowi bersama rombongan di Jeddah dan disambut oleh keluarga kerajaan.

Saloanuang

SALOANUANG, Luwu Timur, dekat perbatasan Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah. Dunia dan sisa isinya untukmu saja.
(Dandhy Dwi Laksono)
Tak ingin ditukar dengan apapun. Entahlah kalau selembar tiket Helloween ‪#‎eh‬
(Dandhy Dwi Laksono)

Trans Celebes

Air mengalir bahkan di musim kemarau. Ketika daerah lain mengalami kekeringan. Tanda hutan yang masih terawat, meski di sepanjang jalur Palopo-Poso, kelapa sawit mulai marak.

Presiden dengan Kemampuan Selevel Kepala Desa

Secara genealogis (dan epistemologis), meminjam Cak Nun, Indonesia adalah bagian dari desa saya. Ini adalah konsep yang jernih. Sayangnya, di kepala banyak orang, konsep ini kemudian diplesetkan menjadi: Indonesia cukup dipimpin oleh seorang presiden dengan kemampuan selevel kepala desa saja. #eh (Tarli Nugroho)

Bon Jovi

Siapa, sih, Bon Jovi? ‪#‎eh‬ ‪#‎onedirectiongeneration‬ (Farid Gaban)