Sabtu, 27 September 2014

Takfiri Demokrasi

Tak ada yang lebih menggelikan daripada pemaksaan pendapat atas nama demokrasi, termasuk mencap siapapun yang tak sepemahaman sebagai pengkhianat dan penjahat. Rupanya kini bukan hanya para politisi saja yang mudah mengklaim dirinya sebagai representasi rakyat; mereka yang tak berpartai, tak pernah ikut pemilu, dan tak pernah dipasrahi mandat dari "rakyat" yang diklaimnya itupun juga sering menganggap dirinya sebagai "wakil rakyat", yang bahkan mewakili seluruh rakyat secara bulat.

Kita mengecam kelompok takfiri keagamaan, tapi malah mengadopsi logikanya ke dalam demokrasi. Cukup jelas, tanpa kedewasaan dan pencerahan, demokrasi hanyalah sebilah pisau yang mudah melukai.

"Democracy" bukan "Mobocracy", Pemirsa.

(Tarli Nugroho)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar