Rabu, 12 November 2014

November 20 Tahun Lalu

Dua puluh tahun lalu, setiap pagi saya punya kebiasaan membaca tiga koran sembari menonton berita dan mendengarkan radio. Ha ha ha, ya, tentu saja itu pada mulanya kebiasaan untuk gaya-gayaan saja. Kebiasaan itu dipicu cerita provokatif seorang guru biologi saya. Entah bagaimana ceritanya, dalam sebuah kelas biologi tiba-tiba dia bercerita mengenai Subandrio. Ya, Subandrio. Ia bercerita, Subandrio itu orang hebat. Setiap pagi, sebelum ketemu Soekarno, ia membaca belasan koran sembari mendengarkan beberapa radio. Saya terkesan pada cerita itu. Tentu saja, cara bercerita guru saya juga memang memikat.

Majalah GATRA Edisi Perdana, 19 November 1994

Karena kebetulan tahun itu kelas saya dimulai tengah hari, maka jadilah setiap pagi saya mencoba mempraktikkan "tradisi Soebandrio" itu. Itu kemudian menjadi kebiasaan yang bertahan sangat lama.

Persis pada November dua puluh tahun lalu, selama beberapa hari saya tak mendengar berita apapun di radio dan koran selain soal KTT APEC yang dihelat di Bogor. Ya, tahun itu Indonesia memang menjadi tuan rumahnya. Pertemuan itu kemudian menghasilkan apa yang disebut "Deklarasi Bogor", yang berisi kesepakatan penghapusan dan penurunan bea masuk.

Bertepatan dengan KTT APEC di Bogor, Majalah GATRA untuk pertama kalinya menyapa pembaca. Setelah TEMPO dibredel pada bulan Juni tahun itu, bersama dengan Majalah EDITOR dan Tabloid DETIK, memang sempat ada jeda absennya majalah berita di Indonesia. Dan pada November dua puluh tahun lalu, GATRA mengisi kekosongan itu.

Nomor perdana GATRA persis mengangkat topik APEC. Soeharto dan Clinton jadi sampulnya. Saya dengan suka cita menerima edisi perdana itu dari tukang koran langganan. Majalah itu masih tersimpan hingga kini. Tak terasa, sudah dua puluh tahun berlalu ternyata. Persamaannya, KTT APEC tahun ini, yang dihelat di Beijing, juga kembali ramai dibicarakan di tanah air, seperti dua puluh tahun lalu.

(Tarli Nugroho)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar