Dunia telah aus dan tak sanggup menanggung kesedihan-kesedihan para binatang melata yang berjalan di atasnya. Setetes darah yang tumpah tak lagi berarti di hadapan kerasnya hati, bedil, dan perut yang tak pernah merasa kenyang. Tubuh-tubuh yang meregang dan kehilangan nyawa tak mencekam lagi mata-mata yang tergiur oleh kilauan benda duniawi. Citra kematian tak jadi tempat untuk berpikir dan merasakan. Lewat sekejap sebagai data, statistik, atau komoditas media.
"Dan sungguh Kami telah muliakan anak cucu Adam", firman-Nya. Tapi sejak lama manusia telah dikubur dalam-dalam, tak lebih berharga dari sejumput rumput kering yang dibuang atau dibakar untuk menjadi sampah. Tak ada lagi pagi yang indah untuk sebuah rumput yang bergoyang. Atau sebuah senyum pada raut muka orang-orang.
(Muhammad Al-Fayyadl)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar