Jumat, 11 September 2015

Lelaki Harimau

Karikatur ini dimuat di Majalah Balairung No. 24/X/1996, yang mengangkat laporan utama "Menggapai Hi-Tech Mendongkrak Gengsi". Ya, Habibie sedang naik daun masa itu, dan serangan kepadanya juga semakin gencar, terutama dari para ekonom. Majalah BALAIRUNG, yang memuat karikatur ini, mencoba untuk menguliti persoalan itu.


Karikatur ini dibuat oleh redaktur artistik BALAIRUNG, seorang mahasiswa Fakultas Filsafat UGM. Belakangan, sebelum meninggalkan Rumah B21, ia menjadi kepala produksi yang menanggungjawabi seluruh urusan arstistik dan pracetak majalah mahasiswa paling terkemuka di Indonesia itu (eeaaaaa). Tak banyak perkenalan saya dengan lelaki pendiam itu, kecuali beberapa perjumpaan di kontrakannya di Klebengan, dekat Selokan Mataram, untuk urusan penjurian sebuah lomba menulis cerpen, dan itupun lebih banyak diajak seorang kawan yang waktu itu sedang bernafsu sekali untuk menjadi penulis. Untuk menjadi penulis, maka kau harus dekat dengan para penulis. Mungkin demikian prinsipnya waktu itu.

Ya, meski di BALAIRUNG lelaki pendiam itu lebih banyak mengurusi artistik, dia adalah seorang penulis yang andal. Ketika saya pertama kali berkenalan dengannya, ia sudah punya beberapa buku, seperti kumpulan cerpennya sendiri, sebuah karya terjemahan, dan sebuah buku yang diangkat dari skripsinya, yang menulis tentang Pram. Ada dua hal yang waktu itu membuat saya senang berkenalan dengannya, yang namanya mulai naik daun. Pertama, saya senang karena dia adalah senior saya di BALAIRUNG. Kedua, dia juga ternyata adalah orang Sunda, he he he.

Tak menunggu lama, karya-karyanya mengalir deras, baik berupa novel maupun kumpulan cerpen. Satu per satu bukunya mulai diterjemahkan ke dalam bahasa asing. Pendek kata, ia bukan sekadar penulis, melainkan sedang menjadi salah satu penulis besar di generasinya. Ben Anderson sejak sangat dini bahkan sudah menyebutnya sebagai "Pramoedya Muda".

Dua hari yang lalu, dua novelnya, yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, diresensi di The New York Times, halaman prestisius yang diimpikan oleh banyak penulis di dunia.

Lelaki itu, yang membuat karikatur ini, tak lain adalah Eka Kurniawan. Siapa yang kini tak mengenalnya?!

(Tarli Nugroho)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar