Kemarin, ketika halaman muka Republika tentang asap jadi viral dan bahasan di media sosial, ada email dari Koran Tempo yang mengabarkan bahwa mulai tanggal 11 Oktober besok, mereka tidak akan menerbitkan lagi koran edisi hari Minggu. Tidak diberi alasan kenapa edisi hari Minggu tidak terbit lagi. Saya menduga karena bisnis cetak tidak lagi menguntungkan, atau pembacanya menurun drastis seperti kecenderungan yang merata dan membesar di berbagai belahan dunia. Tapi bisa juga karena alasan yang lain, wallahu a'lam.
Apakah ruang sosial/publik berarti ruang yang digunakan untuk tujuan-tujuan sosial/publik, atau sekadar ruang yang diisi oleh anggota masyarakat yang disebut khalayak?
Jumat, 09 Oktober 2015
Koalisi Prabowo Tolak Pelemahan KPK
Headline Koran Tempo hari ini, Jumat, 9 Oktober 2015. Judulnya korek, tapi lead-nya tetap apologetik, karena masih saja coba mencuci tangan 'cover boy' pilihannya. Lead apologetik ini mengandaikan ada disharmoni antara kehendak istana dengan kehendak partai-partai pendukungnya (kali ini plus Golkar) di parlemen, dalam soal revisi UU KPK. Padahal, anak kecil saja tahu bedanya "DISHARMONI" dengan "SINKRONISASI". Mosok Tempo tidak?!
Kamis, 08 Oktober 2015
Jargon
Selalu kagum dg kecenderungan aparat pemerintah menjunjung tinggi jargon (istilah teknis/adminitratif/birokratis) bahkan ketika melihat jutaan orang tercekik asap berminggu-minggu. Sampai kemarin pemerintah pusat menolak menyebut bencana asap sebagai bencana nasional. (Cukup bencana lokal). Tapi, apa sih bedanya status lokal atau nasional, jika intinya banyak orang sedang menderita dan harus segera ditolong? Jika mengikuti logika yg sama, pemerintah kini harus menaikkan status bencana asap jadi bencana internasional, krn keterlibatan beberapa negara. (Farid Gaban)
Keranjingan Jargon
DALAM film National Treasure, Benjamin Gates yang diperankan Nicholas Cage mendatangi Gedung Arsip Nasional untuk meminta izin melihat Naskah Proklamasi Amerika. Kepada Abigail Chase, kepala perpustakaan, Gates tak mau berterus terang mengapa dia membutuhkan naskah legendaris itu, yang disimpan dengan pengamanan sangat ketat.
Pucat
Aku merasakan sedikit demam ketika benar-benar bangun dari tidur pukul 7 malam. Usai mandi, aku melihat sepotong kota Surabaya melalui jendela kamar hotel.
Menguruk Teluk Palu
Jembatan Empat (foto 1) di muara Sungai Palu yang disebut-sebut sebagai sumber sedimentasi Teluk Palu rata-rata 1,8 juta ton setiap tahun. Dengan dalih sedimentasi inilah, Pemerintah Kota Palu justru akan menguruk (mereklamasi) kawasan Teluk Palu di pantai Lere.
Halaman Depan Koran Republika
Menurut saya headline Republika hari ini keren, menutupi sehalaman depan dengan asap. Kabar (baik?) turunnya harga Solar jadi percuma kalau masalah asap tidak bisa diatasi. Piye Jokowi?
Buku
Dia adalah pembaca buku. Beberapa kali aku menemukannya sedang membaca buku justru ketika kami kawan-kawannya, asik bercengkrama ke barat dan timur. Kadang aku menjumpainya sedang membaca buku di lobi hotel, kadang di warung saat kami makan siang atau sekadar minum kopi. Dia akan tetapi mengaku lebih sering membaca buku di kamar mandi, di WC, saat sedang buang hajat beberapa waktu sebelum mandi pagi. Dia memang pembaca buku yang tabah dan setia di tengah zaman yang menuntut orang hanya sibuk dengan gawai, gadget itu.
Ampun
Sedangkan maling ayam sedang bermetamorfosis dari manusia menjadi iblis, dan harus segera dibakar hidup-hidup.
Langganan:
Postingan (Atom)