Rabu, 14 Oktober 2015

Sindrom Pesohor

Ini sudah keterlaluan! Satu lembaga negara yang namanya KPAI (Erlinda) dan satunya ornop yang namanya Komnas Anak (Arist Merdeka Sirait). Kalian berdua memang dogol, menginjak-injak prinsip 'kepentingan terbaik bagi anak', jualan kasus demi sensasi murahan TVO'on! (Harry Wibowo)

Selasa, 13 Oktober 2015

Maklumat

Bersama ini saya permaklumkan bahwa:
Saya tak tahu-menahu tentang program bela negara.
Mobilisasi militeristik itu bukan urusan saya.
Karenanya saya cuci tangan dari persoalan ini.

Kereta Cepat

Enam menteri, satu menteri koordinator, panglima TNI, dua gubernur dan satu walikota dilibatkan dalam proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Dan itu dibilang B to B (business to business). Pintar! (Farid Gaban)

Mimin

Saya sudah sebisa mungkin berusaha untuk menghindar membawa buku ke Batavia, meski barang satu atau dua eksemplar. Untungnya, sejauh ini kebutuhan pustaka untuk menyelesaikan semua pekerjaan seluruhnya bisa disubstitusi oleh perpustakaan.

Muharam

Aku merindukan anak-anak itu menyalakan obor dik. Berarak menerangi jalan-jalan yang penuh batu. Membaca Alif Lam dan Mim. Memanggil-manggil Mustafa yang agung pembawa berkat. Membuat kita tahu, awal dan akhir bukanlah milik siapa-siapa. Tidak pula aku dan kamu yang tertidur di bawah bulan sabit. (Rusdi Mathari)

Celoteh Bela Negara

Dandhy Dwi Laksono: "Sejak kapan militer sama dengan disiplin?"

Pembangunan Tempat Ibadah

Selama pembangunan tempat ibadah ditakar dari legal dan illegal --bukan berdasarkan kebutuhan umat dan cukup dengan dukungan (izin) lingkungan sekitar-- selama itu pula umat lain yang intoleran akan memakai alasan "tertib aturan".

Bela Negara dan Tembak-tembakan

Dandhy Dwi Laksono juga pernah "terjerumus main bela negara-bela negara-an" #eh

Puisi Buku

Meskipun kau tak lagi baru, aku tak pernah berhenti menyukaimu. Meskipun kau berdebu, aku terus saja memburumu. Aku benar-benar mencintaimu, beserta seluruh isi dompetku. (Tarli Nugroho)

Transmigran, Timun, dan Batubara

Nyoman Derman (60) bekas tahanan. Tahun 1980, pemerintah memindahkan Nyoman dari kampung halamannya di Negara (Bali) ke Kalimantan Timur untuk mengikuti program transmigrasi.