Rabu, 28 Oktober 2015

Warisan

Rapat kali ini mungkin rapat paling menyita emosiku dalam rentang satu tahun terakhir. Sudah tiga kali pertemuan, selain aku harus berpikir ekstrakeras, menggerus energi, juga mengaduk-aduk perasaanku.

Pameran Buku Internasional

dimuat di Sindo Jabar, 26 Oktober 2015
Oleh: Anindita S. Thayf

Apa yang ditemukan Zarathustra setelah berkata, "Tuhan telah mati"? Ada dua, yaitu pasar dan monyet. Sejak zaman dulu, pasar berfungsi sebagai tempat jual-beli. Zaman boleh berubah ke era Twitter dan WhatsApp, tetapi fungsi pasar tetap. Jikapun berubah, itu hanya wujud fisik pasar dan produknya. Setelah Tuhan mati, pasarlah yang menjadi berhala baru. Siapakah pemujanya? Tentu saja, para monyet. Zarathustra pun bersabda, "Dahulu kalian monyet dan sekarang pun manusia itu lebih monyet daripada monyet mana pun."

Kedaulatan

Menjadi anggota kerjasama perdagangan bebas spt Trans Pacific Partnership punya konsekuensi serius: kita pada dasarnya telah menyerahkan kedaulatan negeri. Banyak kebijakan publik dlm bidang ekonomi-sosial-lingkungan tidak bisa lagi dirumuskan sendiri. Peran negara (eksekutif maupun legislatif) hilang. Rakyat bukan lagi warga negara, tapi cuma "pasar"; sekumpulan konsumen produk/jasa korporasi internasional. Jika sudah begitu, di mana letak pentingnya bela negara? NKRI = Negara Konsumen Republik Indonesia. ‪#‎eh‬ (Farid Gaban)

Imajinasi

Saya sudah membayangkan tadi akan menjadi gol yang indah. Ketika kiper melempar bola jauh ke depan membelah lapangan secara diagonal, ada sepersekian detik saya merem dan siap-siap melempar dua kaki ke udara dalam posisi condong ke kiri. Bola akan saya terima dengan kaki kanan, dan menembus gawang. Tendangan voli yang indah. Salah satu gol terbaik saya berkarier di lapangan futsal.

Selasa, 27 Oktober 2015

Menjadi Beras

Bapak saya seorang guru. Ibu saya juga seorang guru. Sejak kecil, Bapak selalu menyampaikan filosofi pendidikannnya kepada saya, "Untuk menjadi beras, gabah yang ditumbuk di lumpang, tidak harus selalu kena alu. Tapi juga karena saling gesek antargabah."

Pembusukan Rezim

Pembusukan sebuah rezim juga bisa dilakukan dengan cara-cara yang seolah-olah ingin memperkuatnya.

Balairung Membaca Zaman

CATATAN 17 TAHUN BALAIRUNG (1985-2002)

:: Oleh Tarli Nugroho

BALAIRUNG adalah penerbitan mahasiswa generasi ketiga di Universitas Gadjah Mada. Lahir dari Seminar Pers Mahasiswa UGM pada 29 Oktober 1985, BALAIRUNG memposisikan diri sebagai tempat mahasiswa mengasah pena dan melatih diri untuk kehidupan pasca-universiter.

Bedah Buku "Ekonomi Politik Pembangunan" di UMY

Arsip rekaman bedah buku "Ekonomi Politik Pembangunan" karya M. Dawam Rahardjo di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Sabtu, 21 Februari 2015 silam. Saya dan Bung Fadli Zon waktu itu diminta jadi pembedahnya. (Tarli Nugroho)

Liberalisasi

Salah satu hasil kunjungan singkat Presiden Jokowi ke Washington: Indonesia bersedia bergabung dlm Trans-Pacific Partnership, kerjasama dagang 12 negara. Syarat eksplisit masuk ke situ: liberalisasi ekonomi makin jauh. Syarat tak eksplisit: mau disetir Amerika. Menteri Perdagangan Thomas Lembong mengatakan Indonesia hrs bergabung utk mengejar ketertinggalan dr Australia, Brunei, Malaysia, Singapura, dan Vietnam. Tapi, sebenarnya, kemajuan spt apa yg mau dicapai Indonesia? (Farid Gaban)

Kurnia Sandy

Kemarin Okezone menulis berita berjudul "Mantan Kiper Sampdoria Terkapar Diduga Karena Ulah Menpora". Ini berita yang buruk sekali. Spekulatif dan mekso, menggunakan mantan pemain nasional yang sedang mengalami amnesia dan dirawat di rumah sakit untuk mengkritik (atau malah menyerang) Menpora yang membekukan PSSI sehingga kompetisi tidak berjalan. Tidak ada keterangan kenapa berita ini bisa sampai pada kesimpulan bahwa penyebab sakit Kurnia Sandy adalah Menpora, sementara dokter saja belum memberikan diagnosis.