"Masalah digitalisasi di Indonesia muncul dengan pola yang terus berulang: teknologi yang semestinya menjadi alat dalam menciptakan kemajuan, malah dilihat sebagai penanda utama kemajuan itu sendiri. Keunggulan teknologi baru dari teknologi lama dianggap tidak perlu dibuktikan lagi."
Apakah ruang sosial/publik berarti ruang yang digunakan untuk tujuan-tujuan sosial/publik, atau sekadar ruang yang diisi oleh anggota masyarakat yang disebut khalayak?
Rabu, 28 Oktober 2015
Listrik
Awal tahun depan secara sepihak PLN akan menaikan tarif dasar listrik bagi pelanggan rumah tangga golongan 450 VA dan 900 VA.
Warisan
Rapat kali ini mungkin rapat paling menyita emosiku dalam rentang satu tahun terakhir. Sudah tiga kali pertemuan, selain aku harus berpikir ekstrakeras, menggerus energi, juga mengaduk-aduk perasaanku.
Pameran Buku Internasional
dimuat di Sindo Jabar, 26 Oktober 2015
Oleh: Anindita S. Thayf
Apa yang ditemukan Zarathustra setelah berkata, "Tuhan telah mati"? Ada dua, yaitu pasar dan monyet. Sejak zaman dulu, pasar berfungsi sebagai tempat jual-beli. Zaman boleh berubah ke era Twitter dan WhatsApp, tetapi fungsi pasar tetap. Jikapun berubah, itu hanya wujud fisik pasar dan produknya. Setelah Tuhan mati, pasarlah yang menjadi berhala baru. Siapakah pemujanya? Tentu saja, para monyet. Zarathustra pun bersabda, "Dahulu kalian monyet dan sekarang pun manusia itu lebih monyet daripada monyet mana pun."
Oleh: Anindita S. Thayf
Apa yang ditemukan Zarathustra setelah berkata, "Tuhan telah mati"? Ada dua, yaitu pasar dan monyet. Sejak zaman dulu, pasar berfungsi sebagai tempat jual-beli. Zaman boleh berubah ke era Twitter dan WhatsApp, tetapi fungsi pasar tetap. Jikapun berubah, itu hanya wujud fisik pasar dan produknya. Setelah Tuhan mati, pasarlah yang menjadi berhala baru. Siapakah pemujanya? Tentu saja, para monyet. Zarathustra pun bersabda, "Dahulu kalian monyet dan sekarang pun manusia itu lebih monyet daripada monyet mana pun."
Kedaulatan
Menjadi anggota kerjasama perdagangan bebas spt Trans Pacific Partnership punya konsekuensi serius: kita pada dasarnya telah menyerahkan kedaulatan negeri. Banyak kebijakan publik dlm bidang ekonomi-sosial-lingkungan tidak bisa lagi dirumuskan sendiri. Peran negara (eksekutif maupun legislatif) hilang. Rakyat bukan lagi warga negara, tapi cuma "pasar"; sekumpulan konsumen produk/jasa korporasi internasional. Jika sudah begitu, di mana letak pentingnya bela negara? NKRI = Negara Konsumen Republik Indonesia. #eh (Farid Gaban)
Imajinasi
Saya sudah membayangkan tadi akan menjadi gol yang indah. Ketika kiper melempar bola jauh ke depan membelah lapangan secara diagonal, ada sepersekian detik saya merem dan siap-siap melempar dua kaki ke udara dalam posisi condong ke kiri. Bola akan saya terima dengan kaki kanan, dan menembus gawang. Tendangan voli yang indah. Salah satu gol terbaik saya berkarier di lapangan futsal.
Selasa, 27 Oktober 2015
Menjadi Beras
Bapak saya seorang guru. Ibu saya juga seorang guru. Sejak kecil, Bapak selalu menyampaikan filosofi pendidikannnya kepada saya, "Untuk menjadi beras, gabah yang ditumbuk di lumpang, tidak harus selalu kena alu. Tapi juga karena saling gesek antargabah."
Pembusukan Rezim
Pembusukan sebuah rezim juga bisa dilakukan dengan cara-cara yang seolah-olah ingin memperkuatnya.
Balairung Membaca Zaman
CATATAN 17 TAHUN BALAIRUNG (1985-2002)
:: Oleh Tarli Nugroho
BALAIRUNG adalah penerbitan mahasiswa generasi ketiga di Universitas Gadjah Mada. Lahir dari Seminar Pers Mahasiswa UGM pada 29 Oktober 1985, BALAIRUNG memposisikan diri sebagai tempat mahasiswa mengasah pena dan melatih diri untuk kehidupan pasca-universiter.
:: Oleh Tarli Nugroho
BALAIRUNG adalah penerbitan mahasiswa generasi ketiga di Universitas Gadjah Mada. Lahir dari Seminar Pers Mahasiswa UGM pada 29 Oktober 1985, BALAIRUNG memposisikan diri sebagai tempat mahasiswa mengasah pena dan melatih diri untuk kehidupan pasca-universiter.
Bedah Buku "Ekonomi Politik Pembangunan" di UMY
Arsip rekaman bedah buku "Ekonomi Politik Pembangunan" karya M. Dawam Rahardjo di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Sabtu, 21 Februari 2015 silam. Saya dan Bung Fadli Zon waktu itu diminta jadi pembedahnya. (Tarli Nugroho)
Langganan:
Postingan (Atom)