Rabu, 28 Oktober 2015

Kampungan

Kali pertama tahu Kelompok Kampungan dari Yogyakarta, saya baru kelas 5 atau kelas 6 SD. Saya mendapati kasetnya di kamar pak lik, kaset dengan sampul bergambar sekelompok anak muda gondrong bersarung [sebagian berpeci] dengan latar belakang beberapa peralatan gamelan, dan alat musik lainnya. Itu sekitar tahun 1978 atau 1979, dan saya segera saya menyukai lagu-lagu Kelompok Kampungan seperti halnya saya menyukai lagu-lagu dari Pancaran Sinar Petromax, Lemon Trees [Gombloh], Ebit G. Ade dan Nur Afni Oktavia.

Kebun Sawit

Siapa bilang berbisnis dan berinvestasi di Indonesia sulit? Yang seperti di bawah ini hampir tak mungkin ditemukan di negeri lain: 25 perusahaan (dan 29 taipan) menguasai 5 juta ha kebun sawit, atau seluas separo Pulau Jawa!

Made In America

Secara gamblang Presiden Barack Obama menunjukkan tujuan terpenting pembentukan Kerjasama Trans-Pacific Partnership bagi negerinya. Itu salah satu bentuk tanggungjawab dia kepada rakyatnya. Tidakkah kita juga layak menuntut tanggungjawab serupa dari presiden kita? (Farid Gaban)

Teknologi sebagai Alat

"Masalah digitalisasi di Indonesia muncul dengan pola yang terus berulang: teknologi yang semestinya menjadi alat dalam menciptakan kemajuan, malah dilihat sebagai penanda utama kemajuan itu sendiri. Keunggulan teknologi baru dari teknologi lama dianggap tidak perlu dibuktikan lagi."

Listrik

Awal tahun depan secara sepihak PLN akan menaikan tarif dasar listrik bagi pelanggan rumah tangga golongan 450 VA dan 900 VA.

Warisan

Rapat kali ini mungkin rapat paling menyita emosiku dalam rentang satu tahun terakhir. Sudah tiga kali pertemuan, selain aku harus berpikir ekstrakeras, menggerus energi, juga mengaduk-aduk perasaanku.

Pameran Buku Internasional

dimuat di Sindo Jabar, 26 Oktober 2015
Oleh: Anindita S. Thayf

Apa yang ditemukan Zarathustra setelah berkata, "Tuhan telah mati"? Ada dua, yaitu pasar dan monyet. Sejak zaman dulu, pasar berfungsi sebagai tempat jual-beli. Zaman boleh berubah ke era Twitter dan WhatsApp, tetapi fungsi pasar tetap. Jikapun berubah, itu hanya wujud fisik pasar dan produknya. Setelah Tuhan mati, pasarlah yang menjadi berhala baru. Siapakah pemujanya? Tentu saja, para monyet. Zarathustra pun bersabda, "Dahulu kalian monyet dan sekarang pun manusia itu lebih monyet daripada monyet mana pun."

Kedaulatan

Menjadi anggota kerjasama perdagangan bebas spt Trans Pacific Partnership punya konsekuensi serius: kita pada dasarnya telah menyerahkan kedaulatan negeri. Banyak kebijakan publik dlm bidang ekonomi-sosial-lingkungan tidak bisa lagi dirumuskan sendiri. Peran negara (eksekutif maupun legislatif) hilang. Rakyat bukan lagi warga negara, tapi cuma "pasar"; sekumpulan konsumen produk/jasa korporasi internasional. Jika sudah begitu, di mana letak pentingnya bela negara? NKRI = Negara Konsumen Republik Indonesia. ‪#‎eh‬ (Farid Gaban)

Imajinasi

Saya sudah membayangkan tadi akan menjadi gol yang indah. Ketika kiper melempar bola jauh ke depan membelah lapangan secara diagonal, ada sepersekian detik saya merem dan siap-siap melempar dua kaki ke udara dalam posisi condong ke kiri. Bola akan saya terima dengan kaki kanan, dan menembus gawang. Tendangan voli yang indah. Salah satu gol terbaik saya berkarier di lapangan futsal.

Selasa, 27 Oktober 2015

Menjadi Beras

Bapak saya seorang guru. Ibu saya juga seorang guru. Sejak kecil, Bapak selalu menyampaikan filosofi pendidikannnya kepada saya, "Untuk menjadi beras, gabah yang ditumbuk di lumpang, tidak harus selalu kena alu. Tapi juga karena saling gesek antargabah."