Selasa, 17 November 2015

Masalah

Masalah terbesar politisi Istana adalah perspektif. Masalah terbesar politisi Senayan adalah integritas.

"I Want to Test My Minister"

Itu adalah refleksi sikap egaliter. Sang Presiden memperlakukan forum berskala internasional secara egaliter dengan forum Angkringan Pasar Rejodani. Gojekannya setara. (Abdul Gaffar Karim)

Islam

Islam kolonial: Islam yang menginspirasi sektarianisme, permusuhan, penyesatan, dan pecah-belah. Sibuk berantem, jumud serta picik dalam berpikir sehingga perbedaan selalu dikeraskan dan agama hanya menginspirasi mereka untuk konflik dan perang.

Senin, 16 November 2015

Catut

Piye Jal ... Gimana rasanya punya Ketua DPR tukang catut? Isih penak jamanku tho? Pada jamanku, tidak ada tukang catut di luar daripada keluarga besarku ...

PT Freeport

Membaca transkrip rekaman pembicaraan petinggi PT Freeport Indonesia dan politisi yang diduga sedang menegosiasikan rente, saya teringat orang-orang yang mati bergelimpangan di sekitar tambang emas itu, saat membikin dokumenter ini, empat tahun lalu.

Tokoh dan Partai

Sesudah berhasil dengan proyek tokoh tanpa partai, kini dilanjutkan dengan partai tanpa tokoh. Fenomena gerakan politik anonim. ‪#‎eh‬ (Tarli Nugroho)

Perang Dunia Maya

Andaikan kejadian di Paris itu berefek serupa dengan pengeboman Pearl Harbor dulu, harapan saya adalah: semoga para pemimpin dunia memilih untuk berperang di dunia maya ketimbang di dunia nyata. Mereka bisa melakukan twitwar. Atau perang foto di Instagram. Atau perang status di FB. Atau bahkan upayakan pemanfaatan game online di FB untuk berperang. Candy Crush bisakah digunakan?

Anti-Kolonialisme

Kita semua ANTI-KOLONIALISME. Bedanya, sebagian dari kita tidak mudah tertipu meski pelakunya adalah bangsa sendiri, dengan mengatasnamakan pembangunan. (Dandhy Dwi Laksono)

Alexandra Herlina

DOKTER Alexandra Herlina sedang memeriksa kondisi salah satu peserta "long march" petani pegunungan Kendeng yang menolak ekspansi pabrik semen di Jawa Tengah.

Media Propaganda

Kata bang Alfa Gumilang dalam tulisannya di Pindai: "Di tengah ruang redaksi dari media besar yang kian meminggirkan suara buruh, pertarungannya nanti adalah bagaimana kalangan buruh melakukan pendidikan politik. Juga penyebaran kampanye atas isu dan masalah yang merugikan hak mereka lewat media internalnya. Sekaligus memanfaatkan media sosial dalam memperluas jangakuan isu lintas-sektoral dan lintas-kelas. Setidaknya isu mereka dapat terserap sebagai topik penting bagi kelompok pekerja rentan lainnya." (Wisnu Prasetyo Utomo)