Jumat, 20 November 2015

Kawio

Mejeng bersama Suparta Arz dan Godlife seusai dua kali menyelam di perairan Pulau Kawio, Kabupaten Sangihe. Dengan perahu kecil ini pula, orang setempat menyebutnya pambot (pump-boat), kami berlayar dari Kawio ke Sangihe via Kawaluso. Total perjalanan 7 jam di laut lepas.

Dewan Pemburu Rente

Sebetulnya malas mengomentari heboh soal SN. Tapi kawan Edi Cahyono dengan jitu mengingatkan duduk soalnya:

Mojok

Mojok menurunkan tulisan apa untuk peristiwa SN dan Freeport?

PMN dan Privatisasi

Sesudah disuntik PMN (Penyertaan Modal Negara), beberapa BUMN akan diprivatisasi pada 2016. Beberapa BUMN yang akan diprivatisasi itu, sebelumnya bahkan akan kembali disuntik PMN tahun depan, meskipun rencana itu kemudian digagalkan oleh DPR.

Terorisme

Dalam literatur akademis, terorisme didefinisikan sebagai kekerasan dg motif politik. Tanpa motif politik, kekerasan sesadis seperti apapun tak bisa disebut terorisme.

Ka'bah

Pada masanya, Al Bayazid Al Busthami, orang yang dikenal sebagai sufi besar itu, pernah tiga kali pergi haji ke Mekah. Pada haji pertama, dia hanya terisak di depan Kabah, setiap hari. “Ya Allah, sesungguhnya aku belum berhaji sebab yang aku lihat hanyalah batu Kabah saja.”

Kamis, 19 November 2015

Nyiur

Sulawesi Utara adalah penghasil utama kelapa + kopra. Pohon kelapa bisa ditemukan hampir sepanjang pantai hingga pulau terkecil spt Marampit di Sangihe-Talaud ini. Kopra dibawa ke Manado via kapal perintis. Kapal yg sama kembali ke pulau membawa "minyak pabrikan" (sawit) yg lebih mahal. Mereka juga membawa semen dan pasir utk rumah; padahal ada batang pohon kelapa yg tangguh. Orang pulau kecil mengalami defisit dagang dr pulau besar; dan mengeluarkan biaya kebutuhan pokok lebih mahal dr orang Jakarta. Salah satu ironi yg hrs dipecahkan. ‪#‎ekonomibiru‬ (Foto-foto oleh Farid Gaban)

Gigi

Setelah melihat bagaimana seorang dokter gigi berpraktik keliling di pulau kecil yang hanya dihuni 12 KK, saya berjanji tidak akan gentar ke klinik gigi.

Kamisan

Sore ini kali pertama saya ikut Aksi Kamisan di depan Istana Negara. Aksi yang dilakukan keluarga korban pelanggaran HAM oleh negara. Pertama kali dilakukan tahun 2007, dan tadi adalah kamisan ke 420. Sebagai peserta baru, saya mendadak disuruh refleksi di akhir aksi. Tak banyak yang saya bilang. Saya cuma ngomong kalo aksi kamisan adalah air, yang setetes demi setetes akan menjebol rezim batu yang enggan menuntaskan kasus-kasus pelanggaran HAM di masa lalu. Entah kapan. Saya malu. Saya banyak belajar dari bapak-ibu yang terus berdiri menuntut keadilan. Betis mereka semakin kuat. (Wisnu Prasetya Utomo)

Identitas dan Kenikmatan


Kumpulan resensi buku IDENTITAS DAN KENIKMATAN hingga hari ini dan pasti masih berlanjut.
Posted by Ariel Heryanto on 19 November 2015