Kamis, 04 Desember 2014

Sebab Bahasa bukan Matematika

Sebab bahasa bukan matematika, lawan makna "membangun" pasti bukan "menidur". (Eko Endarmoko)

Kacamata Kuda

Dengan kacamata kuda tetek bengek administratif BPJS, Ahok berprasangka duluan atau ambil kesimpuluan dini: kaya atau miskin. Padahal layanan kesehatan adalah hak setiap orang, hak asasi manusia, tanpa diskriminasi berdasarkan apa pun. Mau kaya atau miskin itu urusan belakangan: rumah sakit manapun tidak berwenang menolak pasien, apalagi dalam keadaan gawat darurat... Itu prinsip yang musti dipegang teguh pemerintah. Mosok nyawa pasien dipertaruhkan via kartu dan prosedur BPJS... Yang bener aje lu Hok!! (Harry Wibowo)

Senin, 01 Desember 2014

Predatory Publishing

"Sayang Wikipedia Indonesia belum memuat lema mengenai 'Predatory Publishing' (penerbit pemangsa). Diperkirakan ada lebih dari 1000 jurnal akademis dan banyak di antaranya memangsa dosen dari Indonesia. Dalam jurnal bertaraf internasional mereka dapat menerbitkan tulisannya dalam bahasa Inggris sehingga memenuhi persayaratan perguruan tingginya untuk naik pangkat. Pada hal banyak di antara 'jurnal bertaraf internasional' sampah belaka yang hanya mempunyai satu tujuan: mencari uang. Journal of Language and Literature misalnya hanya berada di Internet dan tidak dapat ditemukan pada perpustakaan apa pun. Biaya untuk menerbitkan makalah setebal 6 halaman? $290. Dosen Indonesia ramai menerbitkan makalahnya di situ." Silakan baca hasil penelitian Dr. Uli Kozok ini.

Penghuni Dunia Sastra

80% dari jumlah penghuni dunia Sastra Indonesia adalah kaum Penggembira Sastra dan para Figuran ini merasa diri mereka adalah Aktor Utama! LOL (Saut Situmorang)

Rabu, 26 November 2014

Gerakan Kiri Kontemporer

Sebelum ada data dan analisis, saya tidak akan mengajukan argumentasi apa pun terkait dengan polarisasi gerakan kiri kontemporer, termasuk di dalamnya lembaga-lembaga penerbitan alternatif seperti Indoprogress. Hipotesis bukanlah sebuah kesimpulan, tapi ia adalah pertanyaan yang harus dijawab dan dibuktikan. Untuk ini saya akan tetap berpegang teguh pada sikap saya sebagai peneliti. (Wijaya Herlambang)

Selasa, 18 November 2014

Sekali Lagi, Karpet Merah SPBU Asing

SPBU asing sudah hadir sejak 2002, ketika UU No. 22/2001 tentang Minyak dan Gas Bumi diundangkan oleh pemerintahan Megawati. UU Migas merupakan salah satu dari sejumlah UU dengan agenda liberalisasi produk LoI dengan IMF.

Jumat, 14 November 2014

Patria atau Paria Indonesia?

Dalam salah satu karangannya, Daoed Joesoef (1986) membagi konsep tanah air (patria) menjadi tiga, yaitu (1) tanah air real, (2) tanah air formal, dan (3) tanah air mental. Tanah air real adalah bumi tempat orang dilahirkan dan dibesarkan, tanah yang didiami secara fisik sehari-hari. Sementara, tanah air formal negara-bangsa yang berundang-undang dasar di mana kita menjadi warganya. Tanah air formal kita tak lain adalah Republik Indonesia. Yang terakhir adalah tanah air mental. Tanah air mental tak bersifat teritorial. Ia, menurut Daoed, dapat dikatakan tak dibatasi oleh ruang dan waktu. Ia lebih banyak berupa imajinasi, dan imajinasi ini dibentuk dan dibina oleh ideologi dan seperangkat gagasan vital pendukungnya.

Akrobatik Makna

Kata "memesona" bersaudara kandung dengan "memukau". Keduanya memendam daya yang menyebabkan orang senang, jatuh cinta, takjub, tergila-gila. Sekarang dua kata ini, bagi saya, pertama-tama mengantarkan makna itu tanpa lupa bahwa pada satu kurun di masa lalu pengertian-pengertian begitu adalah makna yang ditambahkan kemudian. Artinya, bukanlah arti yang pertama. Paradigma makna lama inilah yang kita lihat masih menempel pada pemerian oleh kamus bahasa Indonesia:

Rabu, 12 November 2014

Orde Baru Versi Lama

Orde Baru adalah sebuah arena. Ia dibangun dan membangun kuasanya dari berbagai elemen yang sering saling bertikai satu sama lain. Pada Pileg dan Pilpres kemarin, kampanye bahaya Orde Baru riuh digaungkan. Tapi banyak orang lupa, atau berlagak pilon, Orde Baru yang mereka hardik hanyalah Orde Baru versi tujuh atau delapan tahun terakhir kekuasaannya, bukan versi ortodoksnya, yang membangun dan menghidupi rezim itu pada dua dekade awalnya.

November 20 Tahun Lalu

Dua puluh tahun lalu, setiap pagi saya punya kebiasaan membaca tiga koran sembari menonton berita dan mendengarkan radio. Ha ha ha, ya, tentu saja itu pada mulanya kebiasaan untuk gaya-gayaan saja. Kebiasaan itu dipicu cerita provokatif seorang guru biologi saya. Entah bagaimana ceritanya, dalam sebuah kelas biologi tiba-tiba dia bercerita mengenai Subandrio. Ya, Subandrio. Ia bercerita, Subandrio itu orang hebat. Setiap pagi, sebelum ketemu Soekarno, ia membaca belasan koran sembari mendengarkan beberapa radio. Saya terkesan pada cerita itu. Tentu saja, cara bercerita guru saya juga memang memikat.