Sabtu, 29 Agustus 2015

Mencegah Konflik

Ini dokumenter yang layak tonton. Aktual dan penting: Perkebunan dan pertanian skala besar kini merangsek Papua. Meminggirkan dan memicu konflik lahan dengan warga setempat, salah satunya Suku Mahuze. Video buatan Dandhy Dwi Laksono ini memperlihatkan potensi bencana sosial-politik Papua akibat ekspansi sawit dan program food estate Merauke (yakni ambisi Pak Jokowi mencetak sawah sejuta hektar). Kemandirian pangan tak akan langgeng jika dicapai melalui "mass production". Pemberdayaan petani, prinsip "production by masses" yang menjamin keragaman tanaman, seharusnya dipilih ketimbang memfasilitasi pertanian monokultur modal besar yang menghancurkan keragaman hayati dan budaya. (The Mahuzes [Full Movie])

(Farid Gaban)

Drama Kolosal

Waduk Jatigede (Jawa Barat), bendungan terbesar kedua di Indonesia, mulai digenangi. Sebuah drama kolosal kehidupan sedang berlangsung ketika sekitar 16.000 keluarga tersingkir dari tanahnya; ketika situs budaya dan spiritual Sunda dikubur.
(Farid Gaban)

Jumat, 28 Agustus 2015

Desa Kami

Apakah Indonesia sedang krisis? YA. (Belum terlalu mendalam spt 1998, tapi potensial mengarah ke situ). Apakah itu membuat kami takut? TIDAK. Kami tak akan kelaparan. Ada singkong, pisang, sawo, strawberry, tomat, cabe, dan sayuran kebun yg selalu siap dipetik. Ada tebu yg siap dibikin gula. Ada ikan di kolam yg siap dibakar dengan kayu dan ranting kering. Ada jagung murah utk ditanak; tembakau dan cengkih yg siap dihisap. Sementara itu, kami masih dikenyangkan juga oleh cicit suara burung, desah sungai mengalir, dan warna lembayung senja. Dalam kesederhanaannya, alam adalah kekayaan sejati kami. (Farid Gaban)

Senja

Apakah senja bisa membuat kita kenyang? Saya kira bisa. Coba tanya Dandhy Dwi Laksono. Ini gambar suasana senja di pulau-pulau Indonesia, dari Enggano di Samudra Hindia, Togean di Teluk Tomini, Bandaneira di Maluku, Karimata, Ayau di Raja Ampat. Selalu membuat saya takjub. Dan kenyang. (Farid Gaban)

Freeport

Kontrak PT Freeport Indonesia akan berakhir 2021. Seturut PP No. 77/2014 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara, pengajuan perpanjangan kontrak paling cepat bisa dilakukan dua tahun sebelum kontrak berakhir, dan paling lambat enam bulan sebelum kontrak selesai. Artinya, seturut PP itu, Freeport Indonesia sebenarnya baru bisa mengajukan perpanjangan kontrak paling cepat pada 2019.

Ekonom

Seingat saya, Bang Faisal Basri termasuk ekonom yg kemarin-kemarin getol memberi saran agar pemerintah menaikkan harga BBM. Dalam tulisan di bawah ini, beliau memberi saran sebaliknya: "menolong" rakyat dg menurunkan harga BBM. Apakah ini semacam permintaan maaf, setelah sebelumnya keliru meminta pemerintah "menghajar" rakyat? [Bagaimanapun, bahkan jika harga BBM turun, harga barang dan jasa yg terlanjur naik tak serta-merta turun] (Farid Gaban)

Ekspedisi Indonesia Biru

WARNA BIRU menggambarkan misi ekspedisi. Mewakili perspektif warna planet Bumi di jagad raya. Bumi adalah planet yang mandiri. Ia bisa bertahan dengan apa yang ia miliki, serta mendaur ulangnya untuk kelangsungan hidup. Ia lestari atau berkelanjutan by default.

Kamis, 27 Agustus 2015

Kampung Pulo - Jatigede

Jokowi-Ahok naik ke panggung politik Jakarta dg slogan hebat: "membangun tanpa menggusur". Itu bagus dan layak dipujikan, sebab bagi orang yg tergusur, uang atau ganti rugi bukanlah yg utama. [Lihat wawancara di bawah]. Tapi, kini tak hanya Kampung Pulo yg tergusur. Dalam skala lebih dahsyat: 16.000 keluarga tergusur ketika Waduk Jatigede, Jawa Barat, digenangi akhir bulan ini. (Farid Gaban)

Egois

Ketika mencabut subsidi BBM argumen yg dipakai adalah harga pasar. Ketika harga minyak dunia turun, ini yg dikatakan. Perilaku egois. Ironisnya, egois di hadapan rakyatnya sendiri. Di sisi lain, memperlihatkan betapa kalang-kabutnya kebijakan pemerintah dlm bidang energi. (Farid Gaban)

Menjual Negara

Persaingan Jepang dan Tiongkok memanas dlm proyek kereta supercepat Jakarta-Bandung (Lihat berita di bawah). Jepang mengajukan tawaran lebih menarik: waktu pengerjaan lebih cepat, tapi tanpa didahului kajian ekologi-sosial (amdal). Waktu pengerjaan Tiongkok juga tanpa kajian amdal. Seperti sudah saya duga, Pemerintah Indonesia memang nekad membangun proyek itu tanpa melalui kajian komprehensif, baik tentang prioritas maupun dampaknya. Obsesi kepada modal asing tidak jauh dari praktek "menjual negara dan bangsa". (Farid Gaban)