Kamis, 08 Oktober 2015

Sentimen Pasar

Kubu pro-Jokowi bilang, penguatan rupiah dan indeks bursa saham adalah berkat paket deregulasi pemerintah. Kubu anti-Jokowi bilang itu tak ada kaitannya dg prestasi pemerintah, krn dipicu faktor eksternal (Amerika). Ada juga yg bilang, penguatan terjadi krn investor asing berebut membeli tawaran saham turunan (right issue) HM Sampoerna senilai Rp 20 triliun. Mana yg benar? Menurutku semuanya benar. Kurs rupiah dan bursa saham digerakkan oleh permainan psikologi, oleh sentimen pasar, oleh prospek dan harapan (yg kadang semu). Tapi, itu semua hampir tak ada kaitannya dg kondisi nyata ekonomi orang kebanyakan. Fondasi ekonomi bangsa dan negara tidak bisa disandarkan pd sentimen psikologi yg impulsif. (Farid Gaban)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar