Rabu, 04 November 2015

Sarapan Pagi Penuh Dusta

Mengapa sebuah buku cerita perlu diterbitkan kembali? Nostalgia.


Barangkali begitu. Salah satu dari beberapa kata yang tepat sebagai sebuah penggambaran. Bahwa di suatu waktu, seorang penulis ingin sekedar menengok kebelakang. Untuk melihat bagaimana karyanya dulu.

Setiap bab pada sebuah cerita, pastilah memiliki sebab yang menjadikan itu tertuang menjadi kisah. Dimana setiap kenangan mengendap. Baik kepedihan maupun kegembiraan. Yang mana itu semua, merupakan upaya dari penulis merekam setiap hal yang ia lewati dalam hidupnya.

Ada masa bagi seorang penulis tiba-tiba berhenti berkarya. Bukan ‘mati’, melainkan jeda. Istirahat panjang untuk sebuah ancang-ancang. Mempersiapkan kembali tulisan yang mungkin telah lama didambakan namun tak kunjung terlaksana. Pada saat-saat seperti inilah, karya lama seorang penulis menjadi semangat untuk kembali bergerak.

Maka inilah yang kemudian menjadi dorongan untuk kembali menerbitkan kembali buku Puthut EA yang sebelumnya diterbitkan Jendela dan Labuh.

(Puthut E.A.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar