Rabu, 04 November 2015

Tanda Tangan

Semalam, menjelang pukul 11 malam, saya datang ke Angkringan Mojok. Dan mendapati pemandangan ini: seorang penulis muda tertidur, sementara puluhan buku barunya ada di atas meja, dan 150 eksemplar lain, masih tertata rapi di dalam kardus.


"Dia kecapekan tandatangan bukunya, Mas..." ujar Eka Keong.

Agus Mulyadi memang nyaris menjadi pengunjung tetap Angkringan Mojok. Setidaknya seminggu tiga kali dia nongkrong di sini, bertemu dengan para penggemar dan kawan-kawannya.

Buku ketiganya baru saja diluncurkan. Cetakan pertama langsung tandas diserbu penggemar tulisan-tulisannya. Cetakan keduanya baru turun cetak kemarin sore, dan sudah ada hampir 200an orang yang memesan.

Menandatangani buku kalau sudah di atas 100 eksemplar memang melelahkan. Tapi dengan cara apalagi seorang penulis menunjukkan hormatnya kepada para pembaca, selain berkarya dan kadangkala menandatangani buku?

Ratusan buku sudah ditandatangani dalam beberapa hari ini. Tapi untuk tandatangan sekali dalam buku nikah, sepertinya masih jauh.

Omong-omong, buku nikah itu ada tandatangannya gak, sih? Saya lupa...

(Puthut E.A.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar