Selasa, 27 Oktober 2015

Liberalisasi

Salah satu hasil kunjungan singkat Presiden Jokowi ke Washington: Indonesia bersedia bergabung dlm Trans-Pacific Partnership, kerjasama dagang 12 negara. Syarat eksplisit masuk ke situ: liberalisasi ekonomi makin jauh. Syarat tak eksplisit: mau disetir Amerika. Menteri Perdagangan Thomas Lembong mengatakan Indonesia hrs bergabung utk mengejar ketertinggalan dr Australia, Brunei, Malaysia, Singapura, dan Vietnam. Tapi, sebenarnya, kemajuan spt apa yg mau dicapai Indonesia? (Farid Gaban)

Kurnia Sandy

Kemarin Okezone menulis berita berjudul "Mantan Kiper Sampdoria Terkapar Diduga Karena Ulah Menpora". Ini berita yang buruk sekali. Spekulatif dan mekso, menggunakan mantan pemain nasional yang sedang mengalami amnesia dan dirawat di rumah sakit untuk mengkritik (atau malah menyerang) Menpora yang membekukan PSSI sehingga kompetisi tidak berjalan. Tidak ada keterangan kenapa berita ini bisa sampai pada kesimpulan bahwa penyebab sakit Kurnia Sandy adalah Menpora, sementara dokter saja belum memberikan diagnosis.

CU Gerakan: Konsepsi Filosofi Petani

LIPAT tripod dan drone. Belajar Credit Union, langsung dari para suhu di "Pegunungan Wu Dang", Kalimantan Barat.

Selingkuh

Anggota DPR yang juga mantan peragawati Arzzeti Bilbina diilaporkan berselingkuh dengan seorang anggota TNI di sebuah kamar Hotel, di Malang Jawa Timur. Itulah kalimat pernyataan yang ditulis wartawan Sinar Harapan[dot]co, kemarin, 26 Oktober di bawah judul “Kadispenad TNI Benarkan Penggerebekan Arzzeti Bilbina di Hotel”.

Senin, 26 Oktober 2015

Spanduk

Di samping bela negara, gerakan nasional revolusi mental (GNRM) juga mulai digalakkan. Akhir pekan lalu, Menko Puan Maharani mencanangkan gerakan itu di lingkungan BPJS Kesehatan. Di Pekanbaru, di tengah bencana asap, peluncuran GNRM ditandai dg cara menarik: pemasangan 191.273 spanduk! #oh (Farid Gaban)

Dayak dan Sawit

Di Sintang, pedalaman Kalimantan Barat, saya pernah bermalam di rumah panjang Suku Dayak Desa. Saya menikmati nyanyian seorang nenek mengisahkan dongeng leluhur; mengagumi ketrampilan membuat kain tenun dan anyaman rotan; mengikuti upacara adat memasuki musim tanam. Juga mendengar keluhan mereka: betapa agresif perkebunan sawit merangsek desa dan hidup mereka. Itu lima tahun lalu. Apakah mereka masih bertahan? Bagaimana mereka, yg sering dipandang primitif, mengatasi bencana asap akibat kerakusan orang yg mengaku modern? (Farid Gaban)

Kliwon

Dan perkutut yang selalu menyapaku setiap pagi dan petang selama hampir dua tahun terakhir, hari ini aku relakan menemui keabadian. Pagi tadi ia mati. Tersungkur sendirian di sarangnya. Aku bersedih karena ia mati tanpa sempat aku, anak dan istriku melihatnya. Ia mati dalam kesepian. Seorang satpam di kompleks rumahku menguburkannya dengan terhormat di bawah pohon mangga di halaman samping rumah di sebelah samping kali kecil.

Azhari Aiyub

Tentang Azhari Aiyub, seorang pengarang muda dari Aceh, dengan karya-karyanya yang serupa ambang pada rongga mulut dan lidah, sesaat setelah usai menyantap asam pedas, dan ketika perlahan dibasahi kopi tiam. Kaya rasa. Transisi yang tetap pekat.

Rezim Percaya Diri

Rezim se-percaya diri ini biasanya merasa punya 3 modal:

Kriuk

Satu alasan kenapa pemerintah pusat enggan menetapkan status bencana nasional utk kebakaran hutan, katanya, adalah supaya pelakunya bisa diadili. Tapi, sudah status nasional gak diberlakukan, para pelaku pun (jika ada) cuma akan dibicarakan di bawah meja. Asyik! ‪#‎eh‬ (Farid Gaban)