Jumat, 02 Oktober 2015

Produk Gagal

Laki-laki muda itu dihardik bapaknya tadi malam di depanku ketika aku makan di warung mereka. Dia tertunduk. Mukanya memerah.

Komunis

Banyak ketakutan akan kebangkitan “komunisme”. Pengaruh ideologi dominan membuat orang tak sadar bahwa dalam keseharian kita terlibat sedikit banyak dengan aspek-aspek yang “komunistis”. Bahasa sehari-hari—juga bahasa ilmiah—tersentuh sedikit banyak dengan aspek-aspek ini. Cek saja berapa kosakata yang memakai awalan “Komun…” di depannya: “komunikasi”, “komunitas”, “komunal”, “komunikatif”, “komunikator”, “komuni”,….

#SaveAdlun

Kami sedang menerbangkan drone Ekspedisi Indonesia Biru di pulau Ternate. Puluhan anak mengerubung, menonton. Di seberang jalan, puluhan buku dihampar di trotoar dengan sebuah papan bertuliskan "Perpustakaan Jalanan".

Soto Buntut

Sebelum kami berpisah, sebagaimana biasa, aku dan Don Setyo makan dulu di soto buntut langganan kami di dekat bandara Juanda.

Kamis, 01 Oktober 2015

Liem Joey Thay

Satu dari lima dokter yang namanya tercantum dalam dokumen visum et repertum berisi hasil otopsi tujuh jenazah perwira Angkatan Darat yang dibunuh pada 1 Oktober 1965.

Komunis Gaya Baru

Konflik agraria dan sumber daya alam terjadi merata. Rakyat berhadapan dengan modal dan Negara. Korban berjatuhan. Indra Kailani di Tebo (Jambi) dan Salim Kancil di Lumajang (Jawa Timur).

Gestok dan Kehancuran Gerakan Perempuan

Beberapa waktu lalu mas Luthfi mengirim tautan video tari Bondan, tarian yang dilakukan dengan menggendong boneka dan berdiri di atas kendi. Menariknya, meski diinjak, kendi tersebut tidak pecah.

Setengah Tiang

Kantor Arsip Nasional di Jakarta kemarin (30 September) mengibarkan bendera setengah tiang.

Kita dan Aidit, Hari Itu

Hari itu, Minggu, 21 November 1965, hujan turun berderai-derai. Hari yang sendu, karena tak seorangpun menampakkan batang hidungnya waktu itu. Mungkin orang-orang sedang berteduh di rumahnya masing-masing, dan berpikir tak banyak hal berarti yang bisa dilakukan di bawah hujan semacam itu. Tapi tidak demikian halnya dengan serombongan lelaki berseragam loreng itu. Hujan tak membuat mereka surut berkeliaran di gang sempit itu. Mereka, Pasukan Siaga Brigif 4, setelah berhari-hari menyisir, akhirnya sampai di Gang Sidaredja, Sambeng, tak jauh dari Stasiun Solo Balapan tersebut.

Hariyono

Don Setyo masih menunggu saya di rumahnya yang terletak di wilayah Sidoarjo. Beberapa kali dia menelepon, memastikan saya dan Rus tidak tersesat.