Rabu, 02 Desember 2015

Saham 10 Persen, Dibayar Pakai Deviden

Terjemahan: Beli mobil bekas taksi tak pakai uang. Perusahaan taksinya disuruh mengoperasikan. Hasilnya untuk nyicil pembelian. Tapi di rapat perusahaan, ia sudah duduk dan punya suara sebagai pemegang saham. Bahkan BPKB bisa dijaminkan untuk pinjam uang.

Orang Papua

Di telinga saya, rekaman kasus Freeport itu terdengar seperti ini:

Hatta

... yang namanya dipaksa untuk selalu menemani nama Bung Karno.

Rekaman Freeport

Pernah mendengar bagaimana Inggris menukar Pulau Run di kepulauan Maluku yang kaya rempah dengan Pulau Manhattan (New York) yang dikuasai Belanda lewat perjanjian Breda, 1667?

Perhatian

Kalau Anda punya sahabat baik, hati-hati dalam memberi perhatian. Kisah ini benar-benar terjadi. Dua karib saya, sebut saja namanya Don dan Al. Keduanya berkawan akrab sejak SMP. Mereka nonton film saru bareng, ke Doli bareng (hanya lewat saja), latihan merokok bareng.

Intelektual Islam Kiri

Jadul lagi. SOLUSI adalah majalah mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Terbit pertama kali tahun 1986, penuh dengan ulasan yang ke kiri-kirian. Tidak lama setelah nomor perdana beredar, redaksi majalah ini dipanggil Kepala Kejaksaan Negeri Yogya untuk “dimintai keterangan”. Mungkin para jaksa pengen ikutan belajar politik Islam yang kiri, atau Marxisme Islami dari mahasiswa, walau ngakunya tidak begitu.

Muhammad Suhud

Saya mengenal namanya ketika melakukan riset pembantaian oleh Kopassus terhadap empat tahanan di penjara Cebongan, Yogyakarta. Namanya Muhammad Suhud. Dia adalah ketua sebuah organisasi yang menamakan dirinya Paksi Katon (Paguyuban Seksi Keamanan Kraton).

Uang Ngopi

Kasus Gatot yang memberi uang ngopi untuk Rio menimbulkan banyak komentar: uang ngopi kok 200 juta, masuk akal kah?

Proyek Bank Visual

Salah satu kendala di dalam membuat proyek rintisan digital adalah soal ilustrasi, baik berupa foto maupun produk visual lain. Membuat konten saja persoalan, ilustrasi juga menambah persoalan.

Seandainya

Seandainya Tjokroaminoto, Sukarno, Hatta, Sjahrir, Tirto Adhie Surjo, Cut Nyak Dhien, Cipto Mangunkusumo, atau para pejuang nasionalis lainnya dilahirkan di Papua dalam satu atau dua generasi yang lampau, pasti kini mereka berjuang mati-matian demi kemerdekaan bangsanya.