Sabtu, 12 Desember 2015

Profesional

Posting setahun silam. Sekadar mengingatkan bahwa mereka yang sering disebut kalangan "profesional" juga tak kalah berbahaya dari para politisi. Apalagi, selama ini mereka selalu dianggap lebih innocent, yang membuat radar pengawasan publik lebih lemah terhadap mereka.

Jumat, 11 Desember 2015

Iklan Revolusi Mental

Kampanye revolusi mental (dengan pesan-pesan abstrak) tahun ini dianggarkan 149 miliar rupiah di mana 130 miliar di antaranya untuk placement iklan di media, terutama TV.

Keramat

Meski baru sebatas tulisan di papan reklame, tapi cukup senang mendapati ini di tepi danau Laut Tawar, Aceh Tengah. Nilai agama terkait dengan kehidupan manusia sehari-hari, dan tak hanya ihwal simbol-simbol identitas atau ritual ibadah.

Beng Bukan Bank

Kalau di pedalaman Kalimantan kemarin kami mendokumentasikan sebuah "bank" yang bekerja dengan prinsip "negative spread" (bunga tabungan lebih tinggi dari bunga pinjaman), kini di pedalaman Aceh kami temukan lembaga yang sama radikalnya: orang mau menabung tanpa bunga.

Subsidi

Lempar batu sembunyi tangan semakin jadi modus dalam tata pemerintahan kita. RUU Tax Amnesty yang sedang dibahas DPR, misalnya, sebenarnya merupakan inisiatif Dirjen Pajak, dan revisi UU KPK, yang bisa dianggap sebagai komplemen untuk memuluskan RUU Tax Amnesty, merupakan inisiatif Kementerian Hukum dan HAM. Tapi dengan lobi dan sokongan partai pendukung pemerintah, kedua RUU itu kemudian dilempar seolah merupakan hak inisiatif DPR, agar kredibilitas lembaga pengawas itu terus merosot di mata rakyat.

Adab Selfie

Beginilah adab selfie dengan bunga. Jangan terlalu dekat, karena bisa merusak bunganya, dan akan membuat Anda di-bully para netizens, he he he.

Kamis, 10 Desember 2015

Struktur dan Infrastruktur

Ketika terjadi booming harga komoditas pada awal 1970-an hingga awal 1980-an, rejeki nomplok (windfall profits) yang diperoleh pemerintah lebih banyak digunakan untuk membangun infrastruktur fisik daripada membangun struktur perekonomian. Ketika akhirnya periode durian runtuh itu berakhir, yang menyudahi berbagai pembangunan infrastruktur skala besar, serta memaksa pemerintah beralih dari model kebijakan etatistik ke deregulasi besar-besaran, soal struktur perekonomian itu lebih tidak diperhatikan lagi.

Puteri Senayan

Ini berita terakhir terkait posisi Puan Maharani di DPR. Hingga berita ini turun, akhir November kemarin, dan sampai hari ini, keanggotaannya belum juga ditarik oleh partainya. Jadi, kini Anda tahu kan kenapa sesudah lebih dari satu tahun nama Puan Maharani belum juga ditarik dari Senayan?!

Tidak Menetes

Motif pembangunan infrastruktur fisik besar adalah pertumbuhan ekonomi. Setelah tumbuh, ekonomi diharapkan menetes ke bawah. Katanya.... Tapi, studi mutakhir ekonom IMF sendiri menyebut "trickle down theory" cuma mitos. [Lihat Kisah Kuda dan Burung Gereja]. Studi World Bank juga menunjukkan trend ketimpangan yg kian parah. Itu semacam "cuci dosa". IMF + World Bank pula yg sebenarnya bertanggungjawab mendiktekan kebijakan ekonomi pro-pertumbuhan selama ini. Pemerintahan Jokowi menerima getah ketimpangan zaman SBY, tapi sayang tak membuat koreksi penting, justru meneruskannya, dg potensi makin parah. (Farid Gaban)

Merah-Putih

Merah-Putih di puncak Gunung Prau, Dataran Tinggi Dieng bagian Wonosobo. Setelah pilkada, dan terpilih bupati baru, apakah Wonosobo bisa lebih baik?