Kamis, 22 Oktober 2015

Cantik

Kamu tidak harus cantik atau kurus atau seksi. Kamu hanya perlu tahu dan sadar bahwa tubuhmu adalah milikmu sendiri. Tak ada manusia yang berhak mengatur bagainana penampilanmu, seberapa kurus kamu atau bagaimana semestinya berpakaian.

Kamu berhak tampak cantik karena kamu sadar akan potensimu sendiri. Bahwa kamu adalah penguasa tubuhmu sendiri. Kamu cantik bujan karena ingin menyenangkan orang lain. Tapi karena kamu punya sikap, pendapat dan selera akan apa itu cantik versimu sendiri yang merdeka serta berdaulat.

Kamu berhak memakai atau tidak memakai atribut keyakinan yang kamu muliakan. Kamu berhak memakai penutup aurat juga rambut karena meyakini imanmu secara merdeka. Tidak ada satu orangpun yang berhak mengatakan kamu direpresi atas pilihan sadarmu. Kamu berhak mencintai tuhan dengan jalan iman yang kamu anggap benar.

Kamu berhak memikiki suaramu sendiri, pendapatmu sendiri dan sikapmu sendiri. Kamu punya target yang ingin kamu capai, pengetahuan yang ingin kamu pahami dan kemampuan yang ingin kamu kuasai. Kamu tidak harus mengalah kepada lelaki lemah yang takut pada perempuan cerdas dan berdaulat. Jika lelakimu lemah barangkali memang ia tak pantas kamu cintai.

Tidak ada laki laki yang berhak dan diperbolehkan menyakitimu. Tidak ada laki laki yang punya otoritas mengatur bagaimana kamu mesti bersikap dan berpikir. Kamu mahluk merdeka yang bisa dan boleh melawan siapapun yang menyakitimu. Kamu berkuasa atas pikir dan tubuhmu sendiri.

Kamu harus berpendapat. Kamu harus bersuara. Tapi kamu berhak memilih untuk jadi pribadi yang santun. Kamu berhak menjadi ibu. Kamu berhak tidak mau menjadi ibu. Kamu berhak untuk menjadi apapun yang kamu kehendaki. Kamu berhak ingin mengabdi menjadi istri dan tentu saja kamu boleh menolak menikah jika itu adalah pilihan sadarmu.

Tentu saja kamu berhak menjadi sensitif. Kamu berhak peduli kepada mereka yang ditindas. Kamu berhak melawan mereka yang menindas. Kamu berhak membela mereka yang jadi korban kekerasan seksual. Tentu saja kamu boleh bersolidaritas kepada mereka yang menyintas. Kamu tidak harus menunggu untuk membantu yang tersakiti. Kamu adalah apa yang bisa kamu lakukan ketika yang lain diam.

Terakhir. Bersenang senanglah. Jangan lupa bahagia.

(Arman Dhani)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar