Kamis, 29 Oktober 2015

Gerakan Global

Tiga pekan lalu, 250.000 warga Jerman turun ke jalan memprotes Trans-Atlantic Trade and Investment Partnership (TTIP). Ini pakta sejenis dg Trans-Pacific Trade Partnership (TTP) yg Presiden Jokowi ingin Indonesia bergabung. Argumen penolakan tak sekadar bahwa tiap negara punya kepentingan berbeda. Ini meneruskan protes gerakan global anti-WTO (World Trade Organization). Pakta-pakta dagang spt itu dinilai terlalu kapitalistik, anti-demokrasi, menindas hak asasi manusia dan merusak lingkungan. Juga hanya menguntungkan big corporations, sambil mereduksi seluruh warga dunia hanya sekadar jadi konsumen. (Farid Gaban)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar