Senin, 26 Oktober 2015

Idrus

Nama sastrawan ini mungkin tak asing bagi Anda. Idrus. Ya, di mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di bangku SMP, dia dikenal sebagai salah satu pelopor angkatan 45. Tapi saya tidak yakin apakah banyak dari kita yang membaca karya-karyanya.

Saya sendiri bingung menempatkan buku berjudul 'Aki' karya Idrus ini. Apakah cerpen panjang (long short story), atau novelet. Dan jujur saja keduanya tak pernah jernih bisa saya bedakan. Dicetak dalam ukuran kecil, sekira kebanyakan ukuran buku Yasin atau buku saku Pramuka. Lebih besar sedikit dari buku paspor, dengan ketebalan 'hanya' 62 halaman, saya mengira buku ini kurang-lebih terdiri dari 5000an kata.

Foto: Puthut E.A.

Saya hanya membutuhkan waktu 30an menit untuk menuntaskan 'Aki'. Karya pendek yang luar biasa. Terlebih diciptakan di era tersebut. Idrus, sebagaimana Anda tahu, adalah salah satu sastrawan Indonesia yang dikagumi Pramoedya Ananta Toer. Ketika Pram melakukan konsultasi karya-karya awalnya, Idrus hanya bilang: Kamu menulis atau berak?

Secara ringkas Pram menggambarkan cara penulisan Idrus sebagai: Pas, tidak kurang, tidak lebih. Dari cara menyusun kalimat, berikut tema yang diusungnya, saya kira karya-karya Idrus juga berpengaruh pada Iwan Simatupang.

Bagi saya, Idrus adalah salah satu sastrawan Indonesia yang luar biasa. Terimakasih kepada Pojok Cerpen yang telah memberikan buku mungil ini kepada saya.

(Puthut E.A.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar