Selasa, 08 September 2015

Politawa

"Kalau bicara teknik dan isi, novelnya Mahfud Ikhwan, "Kambing dan Hujan", atau "Ulid Tak Ingin ke Malaysia", itu lebih bagus daripada novel-novelnya Andrea Hirata. Masalahnya di Mahfud itu cuma satu, dia tidak mau di-branding dan cenderung anti-marketing. Itu saja." Begitulah kritik lelaki kurus yang tak pernah kehabisan kata-kata ini.

Move On

Pertengkaran antar menteri (juga wakil presiden) dalam Kabinet Kerja kian terbuka. Gaduh pula perilaku anggota DPR yg katanya oposisi. Ada yg bilang kegaduhan itu berimbas pada memburuknya ekonomi. Mungkin itu benar. Tapi, menurutku, ada berkah tersembunyi. Pemerintah, baik eksekutif maupun legislatif, makin telanjang. Artinya transparan (dan itu bagus). Berkah lain: kita semua bisa move on. Istilah haters dan lovers udah nggak laku. ‪#‎eh‬ (Farid Gaban)

Kereta Rini

Bahkan jika dikerjakan konsorsium BUMN, proyek kereta cepat ini tetap terkait kepentingan/dana publik (backdoor financing, pendanaan tak langsung oleh negara). Ada tuntutan akuntabilitas publiknya, termasuk studi kelayakan yg komprehensif. Argumen maksa: PTP (perkebunan) diikutkan dlm konsorsium agar bisa menangguk untung dari sini. Proyek ini sebenarnya ambisi pemerintah atau Bu Rini Soemarno pribadi, sih? (Farid Gaban)

Makan, Tidur, dan Pipis

Bagaimana kami makan, tidur, dan pipis selama Ekspedisi Indonesia Biru?

Senin, 07 September 2015

Habibienomics

Rencana pemerintah untuk mencabut 154 regulasi terkait investasi, serta himbauan Ketua Tim Ahli Wakil Presiden, Sofjan Wanandi, agar seluruh kementerian melakukan moratorium penerbitan peraturan baru, yang semuanya dimaksudkan untuk terus melonggarkan syarat-syarat investasi di Indonesia, mengingatkan kembali pada berbagai proyek deregulasi yang terjadi pada dekade 1980-an.

Konsumen versus Warga

Apakah kehadiran GoJek & GrabBike menyusul ojek pangkalan/kakilima memberi manfaat bagi masyarakat? Tentu saja ada. Yakni manfaat bagi masyarakat sebagai KONSUMEN. Tak lebih. Dan itu membuat masyarakat terlena, serta lupa menuntut haknya sebagai WARGA NEGARA/KOTA. Lupa menuntut pemerintah menyediakan sistem transportasi publik yg bagus, aman, nyaman dan terjangkau. Begitulah. Dari transportasi, air bersih, energi, perumahan, hingga pangan kita umumnya telah mereduksi diri menjadi sekadar KONSUMEN, bukan WARGA NEGARA/KOTA. (Farid Gaban)

Nalar (sebagian) Orang Indonesia

Ada orang dibantai, diculik, atau diracun, pelakunya tidak diadili. Satu dekade hingga setengah abad kemudian:

Minggu, 06 September 2015

Sungai dan Waduk

Rumah kami di lereng Gunung Sindoro/Dieng diapit tiga sungai. Dua sungai kecil di depan dan belakang rumah. Agak ke belakang lagi, di antara jurang terjal, ada sungai selebar 3-5 meter. Semua sungai itu mengalir sepanjang tahun, termasuk di musim kemarau, menyumbang air ke Sungai Serayu, sungai terbesar di Jawa Tengah. Kami lebih beruntung bahkan dr warga sekitar Kapuas (Kalimantan), sungai terpanjang dan terbesar di Indonesia, tapi kerontang ketika kemarau dan banjir ketika hujan, akibat kerusakan hutan. Ribuan waduk takkan menolong jika kelestarian lingkungan kawasan hulu spt daerah kami tak terjaga. [Foto: Kapuas di musim kemarau] (Farid Gaban)

Mudharat

Apakah bendungan/waduk raksasa ada manfaatnya? Tentu ada. Seperti nuklir juga ada manfaatnya. Tapi, lebih besar mudharat ketimbang manfaatnya. Makin besar bendungan makin besar mudharatnya. Dalam bidang pertanian, bendungan besar mendorong pertanian besar/monokultur yg tidak sustainable. Itu pelajaran penting dr kegagalan "revolusi hijau" ala Orde Baru. (Farid Gaban)

Sabtu, 05 September 2015

Kakek

"Jika kamu menghadapi kesulitan, yang menurutmu tak terperi, selesaikan saja dengan kepala dingin, meski itu akan mensyaratkan kesabaran dan pengorbanan yang tak sedikit. Biasanya, kesulitan-kesulitan semacam itu adalah anak tangga menuju kemuliaan. Kalau berhasil melewatinya dengan baik, kebaikan-kebaikan yang lebih besar akan segera menghampirimu."