Jumat, 16 Oktober 2015

Aleppo

Besok sore kita akan tiba di Aleppo dik. Menyeduh kopi dan meminumnya di teras hotel yang tembok lobinya bolong-bolong sebab ledakan mortir. Aleppo kini memang bukan kota yang pernah dimimpikan Macbeth saat memanggil tukang nujum agar menobatkannya sebagai raja mengenakan baju satin. Bukan kota tempat kita pernah berbulan madu di Carlton Citade, dan bersarapan Safiha, roti yang diolesi zaitun dan has kambing.

Aleppo sekarang adalah wabah. Menularkan kemarahan dan kesumat. Melahirkan orang-orang yang setiap hari berpikir dengan membunuh dan kepada Tuhan mereka merasa berbakti.

Kita mungkin akan terasing dengan suasana seperti itu, tapi kita akan tiba di Aleppo besok sore dan minum kopi. Bukan karena kita pernah berbulan madu dan sarapan roti Safiha, tapi sebab kota itu tak pernah benar-benar takluk bahkan oleh kematian. Dan itu penting bagi kita, yang datang ke Aleppo dengan segenap rindu dan cinta.

(Rusdi Mathari)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar