Kamis, 05 November 2015

TBC

Pertama-tama, saya mau bilang bahwa ini adalah pertanyaan dan bukan pernyataan. Saya bukan sedang sok tahu, melainkan mengutarakan kebingungan saya terkait sekelompok polisi berkaos yang 31 Oktober lalu membubarkan aksi buruh.

Jika dilihat pada foto pertama, nampak jelas terdapat tulisan "Turn Back Crime" pada bahu kanan depan. Penasaran, saya mengetik "Turn Back Crime" (berikutnya akan disingkat TBC) di Google dan menemukan foto Messi dengan kaos yang hampir sama, dengan tulisan TBC di bahu kanan depan. Ternyata ini adalah kampanye yang jangkauannya internasional. Saya kemudian mengunjungi situsnya: http://www.turnbackcrime.com/about-us. Dari situ saya paham bahwa TBC merupakan program kampanye Interpol, organisasi polisi internasional yang tugasnya menangkal kejahatan terorganisir.


Dari situsnya pula saya jadi tau bahwa prioritas utama kampanye TBC adalah memberantas "kejahatan properti intelektual." Bahasa sederhanya sih, memberantas perdagangan barang-barang asli tapi palsu. Di sini kebingungan pertama saya muncul. Dari sekian banyak isu kejahatan internasional, kenapa isu perdagangan barang palsu yang diprioritaskan? Bukannya ada berbagai kasus kejahatan terorganisir lainnya yang lebih mendesak? Perdagangan orang misalnya..


Persoalan dipilihnya isu perdagangan barang palsu dijelaskan oleh video di YouTube yang diunggah akun Interpol. Bisa dilihat di: https://www.youtube.com/watch?v=7BRF0LYp7BU. Singkatnya, Interpol mencurigai perdagangan barang-barang palsu digunakan sebagai metode untuk membiayai organisasi kriminal. Makanya motto dari kampanye TBC adalah "Kejahatan terorganisir dimulai dengan uang, jangan sampai mereka menggunakan uangmu."

Namun ada video lain yang menurut saya lebih "jujur" menjelaskan alasan mengapa isu perdagangan barang palsu dipilih. Juni lalu ternyata kampanye TBC ini dianugerahi penghargaan oleh Union Des Fabricants (Unifab). Bisa dilihat di video ini https://www.youtube.com/watch?v=u9AZbNuv-58.

Nah, Unifab ini adalah asosiasi dagang yang berpusat di Perancis. Misi utama dari asosiasi dagang ini adalah perlindungan properti intelektual. Saya jadi berasumsi Unifab ini yang membekingi kampanye TBC. Sebab isu perlindungan properti ini ya memang kepentingannya industri-industri besar yang tergabung dalam Unifab.

Beberapa perusahaan besar yang tergabung dalam Unifab antara lain Chanel, Coca Cola, Disney, Hermes, L'Oreal, Lacoste, Louis Vuitton, Michelin, Microsoft, Nike, Philip Moris, dan masih banyak lagi. http://www.unifab.com/en/our-association/list-of-members.html

Melihat jajaran nama perusahaan-perusahaan itu, saya jadi teringat bagaimana brutalnya polisi berkaos TBC terhadap buruh. Saya tidak paham apa maksudnya polisi-polisi itu pakai kaus TBC saat membubarkan buruh.. Apakah polisi-polisi Indonesia berkaus TBC tersebut terhubung dengan kampanye Interpol? Kalau memang terhubung, kenapa malah bertugas membubarkan demonstrasi dan bukannya mengurus persoalan kejahatan terorganisir? Apakah massa buruh sudah dianggap bagian dari kejahatan terorganisir juga oleh mereka?

Terlebih lagi, apakah karena pemodal-pemodal besar turut membekingi kampanye TBC ini makanya polisi berkaos TBC jadi sadis betul pada massa buruh??

(Azhar Irfansyah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar