Jumat, 16 Oktober 2015

Disambut Asap

Memasuki Tanjung (Tabalong), Kalimantan Selatan, malam ini.

Kamis, 15 Oktober 2015

Pulau Kecil

Indonesia punya 6.000-an pulau yg berpenghuni. Sebagian besar adalah pulau kecil seperti ini, yang paling rentan terhadap naiknya muka air laut dan anomali iklim akibat pemanasan global. Adakah yg tahu, mengapa Indonesia tidak menjadi anggota forum kerjasama internasional spt Small Islands Developing States (SIDS) atau Aliansi Negara Berpulau Kecil (AOSIS)? (Farid Gaban)

Pertemuan

Siang tadi, kembali Facebook telah mempertemukan saya dengan teman-teman baru yang unik dan luar biasa. Kali ini adalah dengan tiga orang ini. Pertama, paling kiri, adalah seorang insinyur elektro yang kemudian murtad belajar ekonomi di TU Delft dan lalu menjadi dosen ekonomi di Universitas Telkom, Bandung. Fotonya pernah saya unggah beberapa waktu lalu. Ia adalah Mas Rihan Handaulah.

Pecinta Buku

Di pucuk malam, sesudah urusan keduniaan usai dibicarakan, obrolan akan kembali pada cinta terdalam kami: buku. Dia menata dan mengatur sendiri buku-buku barunya, dan akan mengejar jika buku-buku itu tak ada di tempatnya.

Ruang Arsip Fadli Zon

Disaksikan oleh tatap lindap Tan Malaka, Raden Saleh dan Gandhi, novel "Kambing dan Hujan" karangan Mahfud Ikhwan akhirnya sampai juga ke ruangan ini, tempat arsip-arsip sejarah terpilih berjejalan di sejumlah lemari.

Tegang

Rasanya, aku baru saja menambal seperempat letih, hingga kemudian sebuah pesan dari sahabatku kembali mengganggu: "Kembali lagi kamu ke Timur..."

Bunuh Diri Kelas (2)

Setelah para bekas eksekutif yang mengembangkan benih jagung lokal di Gorontalo, kami menemukan lagi satu kasus "bunuh diri kelas" di Balikpapan.

Fatsoen

Kehormatanmu tak dibangun oleh orang-orang yang menyanjungmu. Dan kehinaanmu tak pernah berasal dari orang-orang yang melecehkanmu.

Kepada Kaum Jenderal

Sejak Desember 2006, melalui Keppres 28, Indonesia sudah punya Hari Bela Negara yang diperingati setiap 19 Desember.

Rabu, 14 Oktober 2015

Motinggo

Terakhir membaca Motinggo Busye adalah tujuh belas tahun lalu. Judul novelnya masih saya ingat persis, "Puteri Seorang Jenderal". Dua malam saya menyelesaikan novel itu yang kemudian diakhiri oleh sudut mata yang berkaca-kaca.